Terdengar deru pohon ke arah bapak. Bapak terjatuh dan tak sempat lagi menghindar. Bapak teriak "matiiiiii!". Dummmm! Bressss! Suara batang kayu berdebum mengenai tanah dan suara angin berdebas dikipas daun kayu yang mengenai tanah.
Aku, yang waktu itu baru berumur 7 tahun, hanya berdiri terpaku. Mematung. Kupikir bapak pasti mati.
Tahunya tidak. Bapak tidak mati. Beliau keluar dari bawah batang pohon yang telah membujur di atas tanah.
Sebuah batang kayu melintang seukuran betis orang dewasa menyelamatkan bapak.
Kata bapak kemudian, waktu ia berteriak 'matiiiii!', pikirannya sudah kosong. Ia sudah yakin akan mati. Â Sehingga aku sempat berpikir lugu. Sebaiknya berteriak 'mati!' kalau mendapat kecelakaan supaya tidak jadi mati beneran.(*)
SUTOMO PAGUCI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H