Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berjuta Kenangan di Air Lais

17 Mei 2014   17:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu berkunjung ke Curug 9 tersebut saya kelas 1 SMA. Sengaja ke sana pada waktu liburan semester di SMA 3 Bengkulu (sekarang SMA 4 Bengkulu). Butuh waktu sekitar 6 jam dari Kota Bengkulu hingga sampai di Desa Margasakti---di desa ini saya sempat tinggal sekitar 10 tahun, sejak 1984-1994, usia SD-SMP. Dari Desa Margasakti kami (rombongan 7 orang) jalan kaki ke Desa Tanah Hitam, butuh waktu sekitar 1 jam, bisa juga naik motor atau mobil berhenti di Desa Tanah Hitam.

[caption id="attachment_307348" align="aligncenter" width="600" caption="Jalantula Outdoor Organizer - Curug 9 Tanah Hitam, Kab. Bengkulu Utara"]

1400295722816470420
1400295722816470420
[/caption]

[caption id="attachment_307349" align="aligncenter" width="600" caption="Sutomo Paguci - Di Curug 9 Tahun 1995, masih unyu-unyu"]

14002958232016916191
14002958232016916191
[/caption]

Dari Desa Tanah Hitam perjalanan dilanjutkan, kembali dengan jalan kaki, hingga ke Curug 9. Butuh waktu sekitar 3 jam. Dari sini medan cukup berat, naik turun bukit terjal, melalui semak-semak, hutan tropis yang lembab, menelusuri batang kayu, menyeberang anak sungai, dst...hingga sampai.

Sesampai di Curug 9, di tingkat terendah, tingkat ke-9...jreng! Mata langsung dihadapkan pada air terjun bertingkat dua dan bergandeng dua sekaligus. Luar biasa! Indah, sejuk dan tenang. Dasar dongo, koleksi foto air terjun yang utuh malah enggak ada. Yang ada hanya foto narsis perlihatkan sebagian air terjun. Karena itu saya ambil foto di atas.

Sesampai di Curug 9 kami duduk sebentar, melepas penat, lihat-lihat sekeliling, foto-foto, lalu makan siang. Kebetulan adik saya sudah pernah ke sini sebelumnya. Dia santai saja manjat hingga ke puncak tertinggi air terjun tingkat ke-9 ini, melereng di tepi sebelah kiri. Setelah puas kami pun pulang ke Desa Margasakti yang penuh kenangan.

(Sutomo Paguci)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun