PARONGPONG -- Mahasiswa kelompok 72 KKN tematik UPI 2022 melakukan pendataan kondisi masyarakat RW 16 Desa Cihideung Kec. Parongpong Kab. Bandung Barat, Minggu (24/07/2022).
Berdasarkan 17 tujuan dalam agenda SDG's tersebut apabila ditinjau lebih lanjut saling berkaitan antara satu sama lain. Salah satunya tujuan pada poin pertama yaitu tentang pemberantasan kemiskinan.Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kondisi rumah (Munthe, N. R., & Nasution, M., 2018). Kemiskinan tentu secara tidak langsung akan mempengaruhi semua aspek kehidupan pada ketahanan kehidupan masyarakat. Hal ini juga akan mempengaruhi 16 tujuan lainnya pada agenda pembangunan berkelanjutan atau SDG's.
Namun seringkali masalah kemiskinan yang terjadi belum menemukan solusi yang tepat sesuai dengan kondisi masyarakat. Masih banyak ditemui bantuan pemerintah yang belum tepat sasaran, bahkan tidak sedikit warga yang berada dalam kondisi ekonomi rentan tidak mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun. Maka dari itu diperlukan adanya sistem pendataan terstruktur yang dapat diperbaharui dan digunakan secara kontinu untuk mengatasi permasalahan kemiskinan.
Oleh karena itu dalam pelaksanaan KKN Tematik UPI kelompok 72 Desa Cihideung melakukan pendataan kondisi masyarakat secara komperhensif. Adapun aspek yang digunakan dalam pengambilan data kondisi masyarakat diantaranya seperti usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kepemilikan barang berharga, asuransi kesehatan, serta kepemilikan program bantuan pemerintah. Sehingga dari data tersebut dapat diketahui penyebab dan soulusi untuk dapat menanggulangi permasalahan kemiskinan masyarakat RW 16 Desa Cihideung Kec. Parongpong Kab. Bandung Barat.
Adapun temuan yang peneliti peroleh di lapangan diantaranya jumlah penduduk secara keseluruhan sebanyak 854 jiwa, dengan jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 268 keluarga. "Jumlah penduduk tersebut tergolong padat. Hal ini karena banyaknya keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Dalam satu rumah bisa dihuni 2-4 keluarga. Sehingga ruang aktivitas antar anggota keluarga menjadi terbatas". Ucap ketua RW 16 Desa Cihideung
Kemudian dari segi usia mayoritas penduduk RW 16 Desa Cihideung berada pada kategori dewasa (32,32%.) dan remaja (26,46%). Sehingga dapat digolongkan bahwa mayoritas penduduk tergolong dalam usia produktif. Dari segi pendidikan mayoritas tingkat pendidikan terakhir masyarakat hanya sampai jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebagian lainnya ada yang sampai menempuh pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemudian hanya segelintir orang saja yang menempuh pendidikannya hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Jika dilihat dari mata pencaharian mayoritas masyarakat RW 16 Desa Cihideung bekerja sebagai buruh harian lepas. Sebagian lainnya bekerja sebagai petani sayuran dan juga peternak sapi perah. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian masyarakat tidak memiliki penghasilan yang tetap setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hampir seluruh masyarakat RW 16 Desa Cihideung sudah menempati rumah atas kepemilikan pribadi. Hanya senagian kecil saja masyarakat yang tinggal di rumah kontrakan. Kemudian dari jenis hunian sendiri mayoritas masyarakat sudah menempati rumah dengan bangunan yang permanen. Hanya saja masih terdapat tiga keluarga yang masih mendiami rumah tidak layak huni (RUTILAHU). Sayangnya belum ada bantuan dari pemerintahan setempat untuk mengatasi kondisi tersebut.
Kemudian untuk sumber air seluruh masyarakat menggunakan air yang berasal dari PAM yang berbeda-beda yaitu PAM Desa, Pemerintah dan warga setempat. Sistem pembayaran air PAM ini dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan jumlah tagihan yang beragam umumnya dalam kisaran Rp. 15.000 -- Rp. 25.000 untuk setiap bulannya.
Hampir seluruh masyarakat RW 16 Desa Cihideung sudah memiliki barang elektronik seperti televisi, ataupun ricecooker. Kemudian sebagian besar masyarakat sudah memiliki sepeda motor, kulkas serta dispenser untuk setiap rumah dan sebagian kecil yang sudah memiliki kendaraan roda empat.
Sebagian besar masyarakat RW 16 Desa Cihideung masih belum memiliki asuransi kesehatan seperti BPJS sebanyak 676 orang dengan  persentase sebesar 79,16%. Sebagian lainnya sudah memiliki baik itu dalam bentuk bantuan pemerintah (Non-Ansuran/PBI-Penerima Bantuan Iuran) sebanyak 37 orang dengan  persentase sebesar 4,33%. Kemudian regular (Ansuran/Non-PBI) sebanyak 141 orang dengan  persentase sebesar 16,51%.
Sebagian masyarakat RW 16 Desa Cihideung memiliki bantuan sosial pemerintah seperti PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) sebanyak kurang lebih 40 orang. "Namun, 8 orang diantaranya tidak tepat sasaran. Orang yang mendapatkan adalah orang menengah atas seperti yang rumahnya tingkat, bergelar haji" Tegas Bpk. Dadang ketua RT 1.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa masyarakat RW 16 Desa Cihideung dalam hal ketahanan ekonomi keluarga masih terdapat kesenjangan dan sebagian besar keluarga berada dalam kondisi ekonomi yang rentan (tidak stabil). Sehingga berdasarkan analisis yang sudah dilakukan dapat digolongkan bahwa tingkat kemiskinan pada masyarakat RW 16 Desa Cihideung relatif tinggi.
Oleh karena itu perlu adanya pendataan kondisi masyarakat secara komperhensif. Maka dari itu diperlukan adanya sistem pendataan terstruktur yang dapat diperbaharui dan digunakan secara kontinu untuk mengatasi permasalahan kemiskinan.
Harapannya dengan adanya sistem pendataan secara kontinu melalui laman web yang terkomputerisasi dapat membantu pemberdayaan masyarakat dalam memberantas tingkat kemiskinan pada masyarakat. Sehingga tingkat kemiskinan dapat berangsur-angsur berkurang dan menciptakan ketahanan ekonomi dan pembanguan berkelanjutan, sebagaimana tujuan dari SDG's pada tujuan pertama  yaitu terciptanya mansyarakat tanpa kemiskinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H