Skotlandia sangat multikultural, hampir semua bangsa ada, orang kulit hitam, India, China, dan lain-lain. Selain pemeluk agama Kristen Protestan, 40% penduduknya beragama Islam, sehingga mudah menemukan masjid di Skotlandia.
Namun angka kriminal sangat tinggi, banyak pembunuhan dan kejahatan lain. Kemiskinan sangat terlihat, banyak warga yang tidur di emper toko.
Jalanan dipenuhi sepeda yang menggunakan jalur khusus. Transportasi umum mudah, tersedia bus bertingkat berbahan bakar fossil dan bus listrik satu tingkat, yang sepi penumpang namun beroperasi 24 jam. Jalur dan kemudi mobil mirip Indonesia. Sungai-sungai disana sangat bersih, sehingga banyak angsa asyik berenang.
Kuliner yang paling khas adalah sosis forne, sejenis sosis babi yang dulu merupakan kegemaran raja Inggris dan disajikan seperti sandwich.
Ada juga makanan dari bahan hati, ginjal, dan paru-paru (jeroan) domba, disajikan dengan mashed potato dan labu. Sebutannya, Haggis, Neeps & Tatties.
Cullen Skink, sejenis soup khas Skotlandia. Arbroath smokie, ikan haddock yang diasap.
Tersedia juga Scottish salmon, yang masih segar, di asap atau di panggang. Bagi penggemar daging sapi, jangan lewatkan Abardeen Angus Beef.
Untuk dessert cobalah Cranachan, oatmeal yang dipanggang dan  disajikan dengan krim, rasberry dan madu.
Juga ada short bread, biskuit klasik teman minum teh.
Kuliner Skotlandia banyak dipengaruhi oleh Inggris dan Irlandia. Namun disana banyak rumah makan China, India, Italia, Mexico, dan Timur Tengah.
Meski kita cukup fasih berbahasa Inggris, namun aksen orang Skotlandia sulit ditamgkap apalagi mereka selalu bicara cepat.