Meluruskan sejarah akan menunjukkan integritas suatu bangsa.
Narasumber kedua, Etna Pattisina bercerita bahwa pada saat bersekolah paling benci sejarah. Akibatnya hanya menghafal untuk mendapatkan nilai baik, setelah itu ya lupa.
Kedekatan Etna pada sejarah, diawali saat mendapat penugasan meliput peristiwa 10 November di Surabaya.
Sempat mendengarkan pidato bung Tomo yang membakar semangat arek-arek Suroboyo. Kesimpulannya kekuatan ada pada individu.
Etna lalu sempat membuat komik perjuangan Indonesia "Rajawali". Yang sempat diterjemahkan ke bahasa Jepang, sehingga generasi muda Jepang mengetahui bahwa sikap tentara Jepang di Asia Tenggara tidak baik-baik saja.
Etna juga mempelajari Jendral Sudirman yang sederhana dan tahan menderita. Hasil temuannya, yang jarang diketahui umum, adalah  ketika Jendral Sudirman diminta tinggal di kraton Jogja bersama Presiden Soekarno, tidak bersedia dan memilih tinggal di gubug.
Etna yang akhirnya menjadi peneliti sejarah, mengatakan bahwa belajar sejarah supaya mengetahui tentang tokoh.
Etna juga meneliti tentang pahlawan wanita Laksamana Malahayati dari Aceh. Aceh adalah daerah yang tidak pernah dijajah oleh bangsa manapun, karena memiliki pasukan gajah dan menjalin kerja sama dengan Ottoman.
Etna juga meneliti bahwa kerajaan di Indonesia yang disebut bangsa pelaut justru berhasil dijajah bangsa Eropa, karena kapalnya hanya kapal dagang. Sedangkan kapal bangsa Eropa dilengkapi dengan meriam.
Sebagai narasumber ketiga, Aditya mengakui sebagai narasumber yang paling tidak berkompeten. Aditya mulai tertarik sejarah, sejak membaca buku karya Peter tentang Inggris di Jawa.
Karena merasa tidak tahu sejarah, Aditya mulai belajar sejarah. Kita harus mempelajari sejarah, agar tidak mengulangi peristiwa buruk.