Para pendeta membagikan kerikil tiap pagi, dan para gadis yang sudah berbaris rapi di depan kuil utama akan membungkus kerikil dengan jaring jerami untuk digunakan secara simbolis sebagai Batu pengikat.
Kuil Kawagoe Hikawa dipersembahkan untuk dewa pernikahan dan dipuja sebagai dewa perjodohan.
Pengunjung khususnya berdoa untuk pernikahan dan keluarga yang bahagia. Festival Kawagoe Hikawa diadakan setiap tahun pada pertengahan Oktober di kuil ini.
Di sebelah kuil terdapat Hikawa Kaijan, yang digunakan sebagai area pernikahan. Acaranya dikenal dengan nama Nuori no Yui.
Kita juga dapat meramal nasib, istilahnya sama dengan orang Tionghoa, yaitu Ciam Sie. Hanya kalau orang Tionghoa menggunakan bilah kayu, di Jepang menggunakan pancing untuk mengambil kartu ramalan yang berbentuk ikan.
Sebelum masuk ke dalam kuil, kita  mencuci tangan sebagai simbol membersihkan diri, apalagi bila ingin beribadah.
Di pintu masuk terdapat gerbang toril kayu berbentuk Myojin yang terbesar di Jepang dengan tinggi 15 meter.
Salah satu destinasi yang terkenal lainnya, disebut kanal Ema (Ema tunnel), terbuat dari kayu. Sebuah kanal terbuka dengan hiasan 30.000 piring doa terbuat dari kayu, yang disebut Ema. Yang akan menimbulkan melody yang indah. Pengunjung dapat menuliskan kata-kata indah sebagai ucapan terima kasih atau kata-kata bijak pada piring kayu yang disebut Ema ini.
Pengunjung juga bisa membeli pensil merah dan ikan snapper Omikuji.
Terdapat banyak pohon tua berusia sekitar 600 tahun, pohon Zelkova. Dikenal sebagai pohon suci, bia kita berdoa di depan pohon tersebut dengan membentuk formasi angka 8, maka akan merasakan kekuatan spiritual.
Setelah mengisi perut, kita menuju ke Toki No Kane. Disana terdapat menara lonceng yang sangat terkenal sejak era dinasti Edo. Fungsi dari lonceng ini sebagai penanda waktu bagi kota kastil.