Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Legenda Cari Jodoh di Kawagoe Jepang

13 November 2024   07:42 Diperbarui: 13 November 2024   07:42 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jepang adalah negara dengan empat pulau besar, yakni Hokkaido, Honsu, Kyushu, dan Shikoku. Disamping terdapat pulau-pulau kecil di sekitar 4 pulau besar tersebut.

Yang merupakan destinasi wisata mainstream adalah daerah Utara dan Tengah dari pulau Honshu. Kali ini kita akan menjelajah bagian Barat Daya pulau Honshu.

Selain destinasi wisata alam, Jepang juga kaya dengan wisata sejarah.

Daerah yang pertama kita kunjungi adalah Kawagoe yang jaraknya sekitar 65 Km dari bandara dengan menggunakan bus.

Obyek wisata yang terkenal di Kawagoe adalah kuil Kawagoe Hikawa. Keistimewaan kuil ini memiliki 2.000 lonceng angin warna warni yang memperdengarkan suara indah bila tertiup angin.

Festival Tanabata atau festival lonceng angin diadakan setiap tahun. Dimana kita boleh menuliskan keinginan kita pada sebuah kartu lalu disisipkan di bawah lonceng angin.

Lonceng angin (dokpri)
Lonceng angin (dokpri)


Festival Tanabata adalah perayaan musim seperti di Tiongkok dan Korea. Dirayakan pada semua kota, termasuk Sendai.

Terdapat lonceng yang berpasangan, melambangkan pasangan suami istri di dalam keluarga. Kuil ini diperkirakan sudah berusia 1500 tahun berfungsi sebagai tempat berdoa untuk memperoleh keberuntungan, kebahagiaan dalam perkawinan dan keluarga. Bila pasangan lonceng ini tertiup angin, akan menimbulkan suara khas Shinto yang menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.

Sebuah legenda mengatakan ambillah kerikil dari halaman kuil, Maka kita akan memperoleh jodoh yang serasi.

Para pendeta membagikan kerikil tiap pagi, dan para gadis yang sudah berbaris rapi di depan kuil utama akan membungkus kerikil dengan jaring jerami untuk digunakan secara simbolis sebagai Batu pengikat.

Kuil Kawagoe Hikawa dipersembahkan untuk dewa pernikahan dan dipuja sebagai dewa perjodohan.

Pengunjung khususnya berdoa untuk pernikahan dan keluarga yang bahagia. Festival Kawagoe Hikawa diadakan setiap tahun pada pertengahan Oktober di kuil ini.

Di sebelah kuil terdapat Hikawa Kaijan, yang digunakan sebagai area pernikahan. Acaranya dikenal dengan nama Nuori no Yui.

Kita juga dapat meramal nasib, istilahnya sama dengan orang Tionghoa, yaitu Ciam Sie. Hanya kalau orang Tionghoa menggunakan bilah kayu, di Jepang menggunakan pancing untuk mengambil kartu ramalan yang berbentuk ikan.

Sebelum masuk ke dalam kuil, kita  mencuci tangan sebagai simbol membersihkan diri, apalagi bila ingin beribadah.

Di pintu masuk terdapat gerbang toril kayu berbentuk Myojin yang terbesar di Jepang dengan tinggi 15 meter.

Salah satu destinasi yang terkenal lainnya, disebut kanal Ema (Ema tunnel), terbuat dari kayu. Sebuah kanal terbuka dengan hiasan 30.000 piring doa terbuat dari kayu, yang disebut Ema. Yang akan menimbulkan melody yang indah. Pengunjung dapat menuliskan kata-kata indah sebagai ucapan terima kasih atau kata-kata bijak pada piring kayu yang disebut Ema ini.

Pengunjung juga bisa membeli pensil merah dan ikan snapper Omikuji.

Terdapat banyak pohon tua berusia sekitar 600 tahun, pohon Zelkova. Dikenal sebagai pohon suci, bia kita berdoa di depan pohon tersebut dengan membentuk formasi angka 8, maka akan merasakan kekuatan spiritual.

Setelah mengisi perut, kita menuju ke Toki No Kane. Disana terdapat menara lonceng yang sangat terkenal sejak era dinasti Edo. Fungsi dari lonceng ini sebagai penanda waktu bagi kota kastil.

Menara lonceng (dokpri,)
Menara lonceng (dokpri,)


Toki No Kane adalah landmark lain dari kota Kawagoe. Berupa bangunan menara kayu tiga tingkat setinggi 16 meter.

Di bagian atas terdapat lonceng. Tetapi kita dapat menikmati suasana kota kuno pada dinasti Edo.

Perjalanan dilanjutkan kembali dengan bus menuju Matsumoto selama 3 jam.

Disini kita menyaksikan Kastil Matsumoto atau kastil Fukashi, adalah kastil paling populer tempat bertahta shogun Tokugawa pada dinasti Edo yang terdapat di kota Matsumoto dekat Kumamoto.

Kastil Matsumoto (dokpri)
Kastil Matsumoto (dokpri)


Kastil adalah istana yang dilengkapi pengamanan atau dibentengi dari serangan musuh.

Dibangun 430 tahun yang lalu, hampir dirobohkan pada era Meiji, untung dapat diselamatkan dan kini dilestarikan.

Setelah makan malam, barulah kita menuju hotel. Beristirahat agar tubuh tetap bugar, guna menyongsong agenda perjalanan hari berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun