Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Malam Halloween yang Mencekam

6 November 2024   05:00 Diperbarui: 6 November 2024   07:44 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  (sumber gambar: istock.com)


Akhir Oktober pada sebuah desa di Portland.  Seperti lazimnya keluarga di  Amerika sibuk menata rumah dan halaman dengan aksesori Halloween, seperti buah waluh dan pajangan menyeramkan lainnya, seperti tengkorak, tulang belulang, dan wajah-wajah menyeramkan.

Tak terkecuali pada sebuah rumah tua, juga didekorasi menyeramkan.

Sore hari serombongan anak-anak berlarian dari rumah ke rumah dengan mengenakan kostum menyeramkan. Mereka mengetuk pintu dan menakuti penghuni rumah. Baru selesai setelah dibagikan permen, kembang gula atau coklat. Inilah permainan khas Halloween, "Trick & Treat".

Saat berada di depan rumah tua yang dipajang cukup menyeramkan. Anak-anak juga mengetuk pintu.

Namun tak ada suara jawaban. Anak-anak memberanikan diri untuk masuk ke ruang tamu. Samar-samar mereka melihat seorang lelaki tua dengan wajah menyeramkan duduk sendiri di meja makan.

Melihat pemandangan itu, dan mendengar suara menyeramkan yang keluar dari dalam ruangan, anak-anak berlari pontang panting keluar rumah.

Lelaki tua yang kakinya cacat itu mencoba keluar rumah dengan susah payah, sambil mengacung-acungkan permen. Namun tak seorang pun anak yang berani mendekatinya

Lelaki tua itu kembali duduk di meja makan, mengiris aedikit daging kalkun untuk disantapnya.

Sebuah masakan kalkun yang sedap kiriman dari anaknya di kota Merasa makanannya berlebih, lelaki tua itu ingin berbagi dengan tetangga rumah terdekat. Diambilnya rantang, lalu ia berjalan keluar rumah.

Saat lelaki tua itu mengetuk pintu rumah tetangganya, tetangga hanya melihat dari lubang kunci, tapi tidak berani nembuka pintu.

Karena pintu rumah tidak dibukakan, lelaki tua itu meninggalkan rantang dua susun di depan pintu.

Ketika lelaki tua itu sudah pergi, barulah pemilik rumah berani membuka pintu, dan mengambil rantang yang berada di depan pintu rumahnya.

Setibanya di meja makan, dibukanya rantang pertama, ternyata berisi potongan jari dan cukilan mata yang masih berdarah.

Tetangga pemilik rumah semula ketakutan, tetapi  dia ingat ini malam perayaan Halloween. Setelah diamati dengan seksama, ternyata itu hanya aksesori Halloween seperti yang banyak terdapat di restoran atau hotel saat malam Halloween.

Setelah hilang rasa takutnya, barulah tetangga itu berani membuka isi rantang kedua, ternyata berisi masakan daging kalkun. Disantapnya bersama seluruh keluarga.

Saat mereka sedang makan, tiba-tiba turun hujan badai dengan petir yang menyambar-nyambar.

Tak lama berselang, pintu rumah diketuk orang. Siapa yang datang ditengah hujan badai ? Tak seorangpun berani membukakan pintu.

Setelah hujan badai reda, barulah berani membuka pintu. Dan sungguh terkejut, ditemukan mayat lelaki tua yang diduga mati kedinginan, karens berada di luar rumah saat hujan badai mengganas.

Timbul rasa penyesalan, tetapi sudah terlambst. Seharusnya dia nembukakan pintu, lelaki tua itu pasti selamat. Mungkin karena hujan sudah turun, saat dia belum jauh meninggalkan rumah tetangganya, maka ia kembali lagi.

Keesokan paginya, warga desa memakamkan jasad lelaki tua itu di tanah pemakaman desa.

Ternyata orang menilai seseorang dari tampilan luarnya. Padahal hati lelaki tua itu tulus berbagi, malah orang ketakutan membukakan pintu saat dia berada ditengah hujan badai.

Memang aksesori Halloween selalu menakutkan, sehingga menyebabkan orang begitu mudah merasa takut.

Perayaan Halloween ternyata memakan korban sia-sia. Semoga petistiwa serupa tidak terjadi lagi pada perayaan Halloween berikutnya.

(Portland, 31 Oktober 2024).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun