Karena pintu rumah tidak dibukakan, lelaki tua itu meninggalkan rantang dua susun di depan pintu.
Ketika lelaki tua itu sudah pergi, barulah pemilik rumah berani membuka pintu, dan mengambil rantang yang berada di depan pintu rumahnya.
Setibanya di meja makan, dibukanya rantang pertama, ternyata berisi potongan jari dan cukilan mata yang masih berdarah.
Tetangga pemilik rumah semula ketakutan, tetapi  dia ingat ini malam perayaan Halloween. Setelah diamati dengan seksama, ternyata itu hanya aksesori Halloween seperti yang banyak terdapat di restoran atau hotel saat malam Halloween.
Setelah hilang rasa takutnya, barulah tetangga itu berani membuka isi rantang kedua, ternyata berisi masakan daging kalkun. Disantapnya bersama seluruh keluarga.
Saat mereka sedang makan, tiba-tiba turun hujan badai dengan petir yang menyambar-nyambar.
Tak lama berselang, pintu rumah diketuk orang. Siapa yang datang ditengah hujan badai ? Tak seorangpun berani membukakan pintu.
Setelah hujan badai reda, barulah berani membuka pintu. Dan sungguh terkejut, ditemukan mayat lelaki tua yang diduga mati kedinginan, karens berada di luar rumah saat hujan badai mengganas.
Timbul rasa penyesalan, tetapi sudah terlambst. Seharusnya dia nembukakan pintu, lelaki tua itu pasti selamat. Mungkin karena hujan sudah turun, saat dia belum jauh meninggalkan rumah tetangganya, maka ia kembali lagi.
Keesokan paginya, warga desa memakamkan jasad lelaki tua itu di tanah pemakaman desa.
Ternyata orang menilai seseorang dari tampilan luarnya. Padahal hati lelaki tua itu tulus berbagi, malah orang ketakutan membukakan pintu saat dia berada ditengah hujan badai.