Berwisata ke Jogja, namun kebiasaan jalan kaki tidak boleh dihilangkan. Kalau di rumah, biasa jalan-jalan di seputar kompleks perumahan saja.
Karena di Jogja menginap di rumah teman yang berada di kawasan dalam kraton, maka terbersitlah untuk membuat rute baru jalan kaki, yang bersifat heritage dan budaya.
Yang pertama menuju Alun-alun Kidul lalu masuk ke halaman kraton Ngajogjakarta. Melintas di sisi luar kraton saja, tidak perlu masuk ke dalam kraton, karena pagi pasti belum buka.
Disini bisa melihat suasana perumahan para abdi dalem kraton. Berjalan kaki bukan di jalan raya, sehingga cukup aman karena tidak banyak kendaraan laku lalang. Bila sudah melihat loket, nah ini sudah saatnya keluar, karena sudah tiba di Alun-alun Lor.
Tidak seperti Alun-alun Kidul yang dibiarkan terbuka, Alun-alun Lor yang rumputnya sudah diganti pasir dari Laut Selatan kini diberi pagar.
Melintas saja di luar pagar, menjumpai museum Sosro Budoyo dan masjid tertua di Jogja yang dibangun era HB I, kini menjadi lokasi awal acara sekaten.
Dari sini berjalan menuju Titik Nol Jogja, yang terdapat Kantor Pos, melewati gedung pertunjukan wayang Sosro Budoyo.
Disini bisa nengetahui jadual pementasan wayang pada hari berbeda, ada tiga macam wayang, yaitu wayang orang, wayang kulit dan wayang topeng. Pertunjukan hanya sekitar 2 jam, jadi tidak semalam suntuk.
Dari titik nol melintasi jaan Kauman yang fenomenal, untuk menuju jalan Ngasem. Memilih melintasi jalan kampung, kawasan Muhamadiyah, yang ternyata merupskan rute walking tour Jogja.