Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memahami Pengelolaan Perusahaan, Belajar dari Kasus Sritex

31 Oktober 2024   17:05 Diperbarui: 31 Oktober 2024   17:06 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Munculnya pesaing baru yang sangat kuat

Pada bisnis textile kabarnya muncul pesaing baru yaitu impor yang sangat kuat. Akibatnya pelanggan banyak beralih ke produk pesaing.

B. Faktor internal

1. Kekacauan manajemen

Meski Sritex dikelola oleh profesional, masih tetap mempunyai basis perusahaan keluarga. Kekisruhan di dalam keluarga, bisa membuat bingung profesional harus memihak kepada siapa  Hal inilah yang pada buku-buku manajemen, disebut sebagai mis management atau kekisruhan manajemen.

2.Akuntansi yang buruk

Sebuah perusahaan keluarga meski sudah menggunakan perangkat lunak mahal sekelas SAP, masih dapat kisruh uga bila pemakaian untuk kepentingan keluarga tidak diperhitungkan secara transparan.

3. Tidak ada inovasi atau inovasi berlebihan

Tidak adanya inovasi akan membuat perusahaan kalah dalam persaingan bisnis. Sebailknya inovasi berlebihan, memang membuat unggul dalam produk, namun karena beaya opeeasional yang mahal / tinggi, akhirnya menimbukan kerugian.

4. Hutang terlalu besar

Faktor nomor 4 ini terkait erat dengan faktor nomor 3. Inovasi berlebihan, harus didukung oleh banyak hutang. Hutang yang terlalu besar, berakibat mengganggu aliran kas (cash flow).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun