Hidangan berupa pretzel yang dibawa dari Jerman, ditambah pesanan jajan pasar yang."ditalangi" oleh  mbak Ngesti. Ditambah bonus minuman es timun dari mbak Ngesti.
Pada kesempatan itu Gana yang hobi menari juga sempat membawakan tarian Jawa, "Roro Ngigel" dengan mengenakan busana kebaya berwarna merah.
Ngoplah kedua dilakukan tahun 2016. Saat itu penulis yang produktif ini mempromosikan buku barunya "I am Happy to be 40". Yang dicetak oleh Leutika, Jogja secara "print on demand".
Acara ini dihadiri oleh Kang Nurul, yang saat ini menjabat COO Kompasiana. Juga almm Diaz, sebelum menjadi admin Koteka, mbak Muthiah, mbak Maria Margaretha, mbak Ira, Riap Windhu, mas Agung, mas Rahab, dan lainnya.
Pada saat itu sempat dilakukan kuis dengan hadiah bendera Jerman.
Lagi-lagi Gana menari, kali ini nembawakan tarian Sunda "Bajidor Kohot", dengan mengenakan kebaya biru.
Dan yang sangat membanggakan bagi mbak Gana, adalah saat dinobatkan menjadi Kompasiana of The Year (KoY) 2020. Saat itu Kompasianival diadakan secara virtual karena pandemi COVID masih mendera dunia. Gana yang dihubungi admin Kompasiana, sempat diminta memberikan sambutan sebagai wakil disspora Indonesia, eh ternyata malah dinobatkan menjadi KoY 2020.
Komunitas Koteka juga sempat menjadi The Best Community pada Kompasianival 2021.
Meski kini kantor Kompasiana sudah pindah, bamun masih di kompleks Palmerah Selatan. Mbak Gana masih memiliki angan-angan untuk bertandang lagi suatu hariÂ
Inilah keseruan seorang diaspora Indonesia dengan Kompasiana. Dirgahayu Kompasiana, Maju terus menggapai visi dan misimu.