Saat masih berpacaran, dua anak manusia berbeda jenis terasa sangat lengket, sehari tak bersua, serasa setahun lamanya.
Kenapa justru setelah menikah, dapat timbul kesepian yang lebih dikenal sebagai "Lonely Marriage" ?
Normalnya terjadi pada pasangan yang hidup di kota metopolitan atai kota besar. Karena pasangan keduanya sibuk dengan kariernya, sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan bisnisnya. Bahkan pada akhir pekan jarang bisa berkumpul, karena yang satu ada rapat di Bali, meski yang satu berada di rumah saja.
Hal ini jarang terjadi pada pasangan di kota kecil, atau desa, karena pasangan lebih intens bertemu, bahkan makan siang masih sempat pulang ke rumah atau makan siang diantar ke sawah dan makan bersama di sawah.
Jadi, "Lonely Marriage" kuncinya karena masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri, sehingga muncullah kesepian.
Apalagi bila terjadi perubahan sikap, misal istri lebih senang mengonel. Jangan sampai terjadi pertengkaran. Harus ada yang mengalah, namun bukan meninggalkan pasangan, dengan tujuan menghindar.Yang berbahaya bila ketemu orang ketiga dapat memperparah hubungan.
Tips guna mencegah "Lonely Marriage" :
1. Komunikasi
Usahakan melakukan komunikasi sesering mungkin. Mulai dari bangun tidur di pagi hari, saat sarapan pagi, saat berkendara bersama kevtempat kerja (meski akan berpisah arah karena lokasi berbeda), saat pulang kerja trrutama saat makan malam (usahakan jangan membawa pulang pekerjaan di kantor, selesaikan di kantor, agar urusan kantor jangan dibawa ke rumah, keciali yang penting sekali), komunikasi di tempat tidur, hingga salah satu tertidur.
2. Anak sebagai jembatan
Pada saat anak dibawah usia remaja, berikan perhatian yang sama terhadap anak  Usahakan bisa melakukan gathering keliarga, entah jalan-jalan ke taman bermain / mall atau makan bersama. Bila anak sudah mencapai usia remaja akan lebih sulit diajak pergi bersama, karena mereka sudah memiliki kesibukan dengan teman-temannya sendiri.
3. Kegiatan sosial
Meski sibuk bekerja, jangan abaikan hubungam sosial, sebagai kodratnya manusia. Mulai dari ke masjid / gereja / vihara / pura dimana pasangan bertemu dengan banyak orang, bertetangga, saling menyapa dan mengikuti kegiatan bersama, menyambangi teman-teman mantan sekolah / kampus / teman kerja untuk meningkatkan keakraban dan kunjungan ke keluaga besar (orangtua bila masih hidup), paman, bibi, saudara kakak / adik)., tentunya demi tidak terputusnya hubungan kekerabatan.
4. Menjalankan hobi
Yang lebih bagus bila memiliki hobi yang sama, misal menonton film, menonton teater, mendengarkan musik, bermain dengan satwa peliharaan, berkebun, wisata, dan sebagainya.
Bila hobi berbeda, sempatkan berolahraga bersama, seperti jalan pagi bersama, lari pagi bersama, atau gowes bersama.
5. Berwisata
Secara periodik tetapkan waktu untuk pergi berwisata bersama guna mendapatkan suasana baru, meski sekadar ke museum, taman, walking tour, atau menginap di  hotel di dalam kota. Mungkin tiap kuartal boleh merencanakan pergi keluar kota / pulau.
6. Memahami sikap pasangan
Meski saat pacaran, kita sudah berusaha untuk menyamakan visi dan misi kehidupan. Namun sebagai manusia bisa saja berubah karena pengaruh usia, lingkungan, perekonomian, dan lainnya. Bila istri lebih banyak mengomel, suami harus belajar sabar, dan mencoba memahami yang dikehendaki istri. Usahakan jangan terjadi perselisihan, karena dapat menimbulkan trauma berkepanjangan. Harus bisa saling mengalah secara tulus.
Semoga tips diatas bermanfaat untuk mengusir rasa kesepian pasangan  Lakukan kegiatan seperti saat pacaran, meski tujuan kita sudah tercapai.
Semoga pernikahan Anda kembali harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H