Makanan beku menggunakan proses merubah kandungan air menjadi es, yang berakibat kegiatan mikrobiologi terhambat. Hal inilah yang membuatnya menjadi awet.
Akibat lainnya, makanan beku menjadi rendah nutrisi dan rendah serat. Sebaliknya memiliki kadar gula, lemak, dan garam yang tinggi.
Kelemahan lain dari makanan beku membutuhkan penyimpan khusus yang membutuhkan daya listrik tinggi, seperti freezer dan kulkas Bila terjadi pemadaman atau gangguan listrik, maka makanan akan mudah rusak
Jadi, bagaimana ? Perubahan selera dan aktivitas yang serba cepat, mengharuskan kita mengkonsumsi baik makanan olahan maupun makanan beku  Solusi win-winnya atau komprominya sebisa mungkin kita mengkonsumsi makanan yang dimasak atau diolah secara alami.Dan khusus pada keadaan darurat kita barulah terpaksa mengkonsumsi makanan olahan atau makanan beku.
Dengan kata lain, boleh mengkonsumsi makanan olahan dan makanan beku, tapi jangan terlalu sering.Misalkan satu kali dalam seminggu.
Contoh yang paling gampang adalah bakso. Untuk praktisnya kita menyimpan bakso dalam bentuk makanan beku, bila ingin mengkonsumsi tinggal di defrost lalu ditambah kuah, sudah siap dikonsumsi.
Berbeda dengan membuat bakso secara alami, kita harus mencincang daging, membentuk menjadi bulatan, baru ditambah kuah. Prosenya lebih panjang dan tidak praktis.
Demikian pula bila kita ingin makan daging ayam, tinggal beli makan olahan nugget, keluarkan dari bungkus tinggal goreng.
Berbeda dengan memasak secara alami, kita harus membeli daging potong, membumbuinya baru menggorengnya. Jelas lebih praktis makanan olahan.
Itulah sebabnya rata-rata orang kost atau anak kost mengkonsumsi makanan tidak sehat. Berbeda dengan mereka yang mengkonsumsi masakan rumahan.
Jadi, bagi mereka yang masih lajang, memang harus pandai-pandai memilih catering atau rumah makan yang memasak makanan rumahan. Juga keluarga baru yang mempunyai istri yang tidak hobi menasak.