Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kalau Bisa, Hindari Makanan Olahan dan Makan Beku

2 Oktober 2024   05:00 Diperbarui: 2 Oktober 2024   07:31 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( sumber gambar: aquaelektronik.com)

Makanan beku menggunakan proses merubah kandungan air menjadi es, yang berakibat kegiatan mikrobiologi terhambat. Hal inilah yang membuatnya menjadi awet.

Akibat lainnya, makanan beku menjadi rendah nutrisi dan rendah serat. Sebaliknya memiliki kadar gula, lemak, dan garam yang tinggi.

Kelemahan lain dari makanan beku membutuhkan penyimpan khusus yang membutuhkan daya listrik tinggi, seperti freezer dan kulkas Bila terjadi pemadaman atau gangguan listrik, maka makanan akan mudah rusak

Jadi, bagaimana ? Perubahan selera dan aktivitas yang serba cepat, mengharuskan kita mengkonsumsi baik makanan olahan maupun makanan beku  Solusi win-winnya atau komprominya sebisa mungkin kita mengkonsumsi makanan yang dimasak atau diolah secara alami.Dan khusus pada keadaan darurat kita barulah terpaksa mengkonsumsi makanan olahan atau makanan beku.

Dengan kata lain, boleh mengkonsumsi makanan olahan dan makanan beku, tapi jangan terlalu sering.Misalkan satu kali dalam seminggu.

Contoh yang paling gampang adalah bakso. Untuk praktisnya kita menyimpan bakso dalam bentuk makanan beku, bila ingin mengkonsumsi tinggal di defrost lalu ditambah kuah, sudah siap dikonsumsi.

Berbeda dengan membuat bakso secara alami, kita harus mencincang daging, membentuk menjadi bulatan, baru ditambah kuah. Prosenya lebih panjang dan tidak praktis.

Demikian pula bila kita ingin makan daging ayam, tinggal beli makan olahan nugget, keluarkan dari bungkus tinggal goreng.

Berbeda dengan memasak secara alami, kita harus membeli daging potong, membumbuinya baru menggorengnya. Jelas lebih praktis makanan olahan.

Itulah sebabnya rata-rata orang kost atau anak kost mengkonsumsi makanan tidak sehat. Berbeda dengan mereka yang mengkonsumsi masakan rumahan.

Jadi, bagi mereka yang masih lajang, memang harus pandai-pandai memilih catering atau rumah makan yang memasak makanan rumahan. Juga keluarga baru yang mempunyai istri yang tidak hobi menasak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun