Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Hesitation Wound, Perjuangan Perempuan Menegakkan Hukum

24 September 2024   05:13 Diperbarui: 24 September 2024   17:07 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pun pasti akan terpanggil untuk membela orang yang tidak bersalah. Namun di negara di mana hukum  dapat dipermainkan, orang yang tidak bersalah bisa menjadi bersalah.

Adalah Canan (Tulin Ossen) seorang perempuan pengacara yang sangat ambisius dengan kariernya. ia berusaha membela Musa Sari (Ogulcan Arman Uslu) pemuda miskin yang baru terkena PHK dari bossnya, dan sempat mengancam akan membuat perhitungan, apalagi dia memiliki riwayat hidup yang kelam, pernah masuk penjara

Akibat anxaman yang dilakukannya pada bossnya, Yakub Malik. Saat Yakub Malik terbunuh dengan tusukan pisau, Musa langsung dituduh sebagai terdakwa, meski tanpa bukti yang kuat.

Basil rekaman CCTV di pabrik tidak pernah dijadikan barang bukti. Padahal disitu terlihat Musa masuk pabrik, melewati detektor logam, dan keluar pada sore harinya.

Setelah Musa masuk ke pabrik, juga masuk Cerin Kilic, anak Yakub yang tidak melalui detektor logam, dan tak pernah keluar pabrik. Kemungkinan keluar pabrik  melalui jalan lain, yang tidak terpantau oleh CCTV. Dan anehnya, Cerin langsung pergi ke luar negeri dengan alasan melanjutkan studi.

Dengan susah payah, Canan berusaha meyakinkan. hakim dan pengadilan agar membuka rekaman CCTV, karena ia yakin Musa tidak bersalah.

Satu upayanya yang terakhir adalah berusaha menghadirkan sopir pibadi Yakub. Canan berusaha mencarinya, dari warung kopi, menggedor rumahnya, namun sopir itu, Hacer tidak ada di rumah.

Dengan bantuan. Ibu Musa yang bekerja di pabrik, Canan berhasil menghubungi Hacer. Rupanya dia berada di lusr kota, dan Canan memohon agar Hacer mau bersaksi dan datang ke pengadilan

Saat ditunggu-tunggu Hacer tak kunjung datang. Saat ditemukan sudah ada di kota, tapi Hacer tidak mau berurusan dengan pengadilan.

Canan keceea, ia berusaha membela Musa dengan sepenuh hati, padahal dia sendiri menderita penyakit dan ibunya lagi di rumah sakit.

Dalam salah satu pertemuan denvan Musa, Musa sangat berharap pembelaan Canan. Karena ia enggan kembali ke penjara lagi, dan bila ia harus di hukum penjara seumur hidup, lebih baik ia bunuh diri.

Musa juga memberi informasi bahwa ibunya sangat mencintai Yakub, namun Yakub hanya menganggapnya sebagai selingkuhan saja.

Musa sempat melaporkan hal ini ke polisi, namun tidak mendapat tanggapan. Biasalah di negara yang korup, orang kaya dapat mengatur hukum.

Peristiwa runtuhnya atap gedung pengadilan saat Canan membacakan pembelaannya, merupakan metafora runtuhnya hukum di negara tersebut.

Canan yang merasa kecewa dengan sistem hukum negaranya, akhirnya menyadari bahwa ia harus lebih memperhatikan ibunya, yang hanya ditunggui adiknya. Hingga akhirnga ia merelakan ibunya mendonorkan organ tubuhnya, yang nungkin akan diberikan kepada keponakan hakim.

Film yang di sutradarai oleh Salman Nacer ini adalah produksi 2023. Diputar di Indonesia dalam rangka JCW (Jakarta Cinema Week) 2024.Salman sengaja membuat akhir film ini mengambang, sehingga penonton yang harus berpikir sendiri menurut hati nuraninya.

Salman hanya memaparkan sistem hukum yang timpang di negaranya  Tanpa bermaksud menyalahkan atau membenarkan sistem hukum yang berlaku.

Film "Hesitation Wound" ini sangat menarik untuk ditonton, bukan sebagai film komersil karena tidak ada drama yang berlebihan. Salah satu film produksi Turki dengan latar belakang kota Istambul yang indah.

Film ini menggunakan dialog dalam bahasa Turki dengan subtitle bahasa Indonesia, sehingga kita dapat memahami ceritanya. Menggunakan latar belakang musik Turki yang indah. Sehingga secara keseluruhan menjadi film yang bagus untik disaksikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun