Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Hesitation Wound, Perjuangan Perempuan Menegakkan Hukum

24 September 2024   05:13 Diperbarui: 24 September 2024   17:07 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam salah satu pertemuan denvan Musa, Musa sangat berharap pembelaan Canan. Karena ia enggan kembali ke penjara lagi, dan bila ia harus di hukum penjara seumur hidup, lebih baik ia bunuh diri.

Musa juga memberi informasi bahwa ibunya sangat mencintai Yakub, namun Yakub hanya menganggapnya sebagai selingkuhan saja.

Musa sempat melaporkan hal ini ke polisi, namun tidak mendapat tanggapan. Biasalah di negara yang korup, orang kaya dapat mengatur hukum.

Peristiwa runtuhnya atap gedung pengadilan saat Canan membacakan pembelaannya, merupakan metafora runtuhnya hukum di negara tersebut.

Canan yang merasa kecewa dengan sistem hukum negaranya, akhirnya menyadari bahwa ia harus lebih memperhatikan ibunya, yang hanya ditunggui adiknya. Hingga akhirnga ia merelakan ibunya mendonorkan organ tubuhnya, yang nungkin akan diberikan kepada keponakan hakim.

Film yang di sutradarai oleh Salman Nacer ini adalah produksi 2023. Diputar di Indonesia dalam rangka JCW (Jakarta Cinema Week) 2024.Salman sengaja membuat akhir film ini mengambang, sehingga penonton yang harus berpikir sendiri menurut hati nuraninya.

Salman hanya memaparkan sistem hukum yang timpang di negaranya  Tanpa bermaksud menyalahkan atau membenarkan sistem hukum yang berlaku.

Film "Hesitation Wound" ini sangat menarik untuk ditonton, bukan sebagai film komersil karena tidak ada drama yang berlebihan. Salah satu film produksi Turki dengan latar belakang kota Istambul yang indah.

Film ini menggunakan dialog dalam bahasa Turki dengan subtitle bahasa Indonesia, sehingga kita dapat memahami ceritanya. Menggunakan latar belakang musik Turki yang indah. Sehingga secara keseluruhan menjadi film yang bagus untik disaksikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun