Masih bisakah kita melihat keasrian Jakarta Tempo Doeloe? Jakarta sebagai kota metropolitan memang berkembang pesat sekali. Bila setahun saja kita tidak menginjakkan kaki di Jakarta, pasti sudah banyak perubahan yang terjadi.
Tetapi jangan kawatir, kita masih dapat menikmati keastian Jakarta Tempo Doeloe pada sebuah ruas jalan di Jakarta, tepatnya di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Bila kita ingin bernostalgia, lebih baik dilakukan dengan berjalan kaki. Tinggalkan kendaraan di rumah, kita naik transportasi umum yang murah meriah, commuter line atau KRL
Untuk menuju kawasan Cikini, kita ambil trayek Manggarai - Jakarta Kota dan turun di stasiun Cikini. Bila ingin menyusuri Jakarta Tempo Doeloe, jalan sebentar menuju ujung jalan Cikini Raya, yaitu kantor pos Cikini.
Kita akan berjalan kaki sepanjang jalan Cikini Raya, dari Kantor Pos hingga ujungnya, perempatan jalan Pegangsaan Timur, dimana terdapat gedung Metropole.
Sepanjang jalan, kita masih sempat melihat bangunan peninggalan Belanda. Karena kawasan Cikini termasuk kawasan mewah pada masa itu, kawasan Menteng.
Kantor pos Cikini tempat kita mengawali "walking tour" adalah bangunan kuno yang dibangun pada tahun 1920. Bagi generasi baby boomers pasti akan terkenang jasa pak pos yang selalu setia mengantarkan surat cinta dari para remaja kala itu.
Berjalan sejenak kita akan menemui kawasan kuliner, kebanyakan kopi, namun juga menyajikan roti dan camilan. Resto disini masih memajang mesin kopi atau timbangan zaman dulu, meski tidak dipakai lagi, salah satunya adalah Bakoel Koffie.
Di trotoar kita bisa menemukan gerobak penjual roti jadoel, Tan Ek Tjoan, juga di depan Taman Ismail Marzuki. Pabrik roti ini dulu berada di Cikini berdiri sejak 1920, namun kini pabriknya konon sudah dipindahkan ke TangSel.
Letak trotoar disini sangat asri. Jika kantong kita tipis, bisa jajan kuliner pada pedagang kaki lima, bisa pilih sate, batagor, ketoprak, bubur ayam, atau gorengan.
Bila kita ingin bernostalgia dengan kuliner jadoel, belok sedikit ke jalan Cikini III (dulu jl. Cilosari), Â ada Gado Gado Bon Bin juga resto Jepang pertama di Jakarta.
Kita juga melewati Taman Ismail Marzuki (TIM) yang kini sudah direvitalisasi. Dulu pernah ada bioskop di dalamnya. Sejarah awalnya kawasan ini adalah kebun binatang yang saat era Gubernur Ali Sadikin, kebun binatang direlokasi ke Ragunan, dan TIM menjadi pusat budaya dan kesenian.
Di dalam sebuah hotel, kita bisa menemukan freezer tempat menjual es krim (ice cream) Tjanang. Es krim tempo doeloe yang pernah menjadi favorit presiden RI pertama, Ir. Soekarno.
Bila kita berjalan terus, tibalah kita di ujung jalan Cikini, dimana terdapat Gedung Metropole. Gedung ini masih mempertahankan arsitektur aslinya, dan saat ini difungsikan sebagai bioskop.
Inilah sekilas kisah nostalgia Jakarta Tempo Doeloe yang masih bisa kita nikmati. Happy weekend !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H