Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bernostalgia Jakarta Tempo Doeloe

27 Juli 2024   05:00 Diperbarui: 27 Juli 2024   05:52 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah makan (sumber gambar: tribunnews.com)


Masih bisakah kita melihat keasrian Jakarta Tempo Doeloe? Jakarta sebagai kota metropolitan memang berkembang pesat sekali. Bila setahun saja kita tidak menginjakkan kaki di Jakarta, pasti sudah banyak perubahan yang terjadi.

Tetapi jangan kawatir, kita masih dapat menikmati keastian Jakarta Tempo Doeloe pada sebuah ruas jalan di Jakarta, tepatnya di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.

Bila kita ingin bernostalgia, lebih baik dilakukan dengan berjalan kaki. Tinggalkan kendaraan di rumah, kita naik transportasi umum yang murah meriah, commuter line atau KRL

Untuk menuju kawasan Cikini, kita ambil trayek Manggarai - Jakarta Kota dan turun di stasiun Cikini. Bila ingin menyusuri Jakarta Tempo Doeloe, jalan sebentar menuju ujung jalan Cikini Raya, yaitu kantor pos Cikini.

Kantor pos (sumber gambar: kompas.id)
Kantor pos (sumber gambar: kompas.id)


Kita akan berjalan kaki sepanjang jalan Cikini Raya, dari Kantor Pos hingga ujungnya, perempatan jalan Pegangsaan Timur, dimana terdapat gedung Metropole.

Sepanjang jalan, kita masih sempat melihat bangunan peninggalan Belanda. Karena kawasan Cikini termasuk kawasan mewah pada masa itu, kawasan Menteng.

Kantor pos Cikini tempat kita mengawali "walking tour" adalah bangunan kuno yang dibangun pada tahun 1920. Bagi generasi baby boomers pasti akan terkenang jasa pak pos yang selalu setia mengantarkan surat cinta dari para remaja kala itu.

Berjalan sejenak kita akan menemui kawasan kuliner, kebanyakan kopi, namun juga menyajikan roti dan camilan. Resto disini masih memajang mesin kopi atau timbangan zaman dulu, meski tidak dipakai lagi, salah satunya adalah Bakoel Koffie.

Di trotoar kita bisa menemukan gerobak penjual roti jadoel, Tan Ek Tjoan, juga di depan Taman Ismail Marzuki. Pabrik roti ini dulu berada di Cikini berdiri sejak 1920, namun kini pabriknya konon sudah dipindahkan ke TangSel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun