Kita akan terkagum-kagum melihat betapa majunya perkembangan pembangunan di kota-kota besar di Tiongkok.
Namun kita perlu melihat sejarah kelam Tiongkok sebelum merdeka pada 1949. Lalu dengan ketegasan yang luar biasa dari setiap pemimpin dalam memberantas korupsi. Kini Tiongkok menjadi negara adidaya yang mampu menyaingi Amerika Serikat. Sehingga politik internasional dunia berubah dari unipolar menjadi bipolar bahkan multi polar
Pada museum ini, kita akan banyak belajar tentang istana merah dan lapangan merah Haifeng yang menjadi cikal bakal kebangkitan Tiongkok. Melalui kekuasaan para buruh dan tani Haifeng.
Untuk memasuki museum ini tidak dikenakan tiket masuk alias gratis. Dan kami berungung, saat berkunjung sedang ada serombongan siswa yang juga berkunjung sehingga kami dipandu seorang pemandu wisata lokal museum ini.
Dari penjelasan pemandu wisata, diperoleh informasi bahwa aksi revolusioner Haifeng adalah salah satu dari 13 basis revolusioner di Tiongkok pada saat itu.
Gerakan buruh dan tani ini dipimpin oleh pendiduk Haifeng bernama Peng Pai yang berasal dari keluarga berada (tuan tanah).
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Jepang, Peng Pai meyakini bahwa masalah tanah dan petani adalah masalah paling mendasar dari problem sosial di Tiongkok pada tahun 1920-an.
Karena keyakinannya yang kuat, Peng Pai meninggalkan kehidupan mewah keluarganya dan menjadi pemimpin gerakan tani Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok yang saat itu dipimpin Chiang Kai Shek sangat menindas gerakan tani tersebut karena dianggap membahayakan negara. Bahkan Peng Pai sebagai pimpinan harus dibunuh dengan tujuan agar gerakan tani melemah.
Namun tindakan sewenang-wenang Chiang Kai Shek ini justru membuat gerakan ini makin meluas.
Ditandai dengan bergabungnya tentara revolusi Nanchang, dibawah pimpinan Chu De dengan gerakan tani Haifeng. Keduanya bergabung pada basis revolusioner Mao Zedong di Jinggangshan.
Mao Zedong menghargai pengorbanan almarhum Peng Pai dengan menyebutnya sebagai raja gerakan tani Tiongkok.
Keberanian dan semangat kepahlawanan pejuang-pejuang ini dikenang sebagai pahlawan Tiongkok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H