Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jakarta Setelah Bukan Ibu Kota Negara

16 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 16 Juni 2024   12:42 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: kompas.com)


Terlepas dari gonjang ganjing belum selesainya pembangunan di IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara, mulai tahun ini IKN Indonesia akan pindah dari Jakarta (1945-2024) ke Nusantara.

Nusantara, terletak di kawasan Penajam Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Terletak diantara kota Balikpapan dan Samarinda.

Nah, setelah IKN pindah, apa fungsi kota Jakarta ? Jakarta sudah sangat lengkap fasilitasnya, tentu jangan disia-siakan begitu saja. Moda transportasi umum lengkap, meski terkendala oleh kemacetan yang parah. Sehingga menimbulkan polusi udara. Namun sudah diatasi dengan banyaknya taman kota.

Transportasi umum yang sudah ada meliputi  MRT, LRT, KRL / commuter line, bus, angkot, dan ojek baik daring maupun luring.

Warga dapat dengan mudah bepergian di dalam kota. Untuk keluar kota juga tersedia pesawat udara, kapal laut, kereta api, dan bus. Bahkan dapat pergi ke luar negeri.

Dengan pindahnya ASN dan pejabat Pemerintah ke Nusantara, diharapkan dapat mengurangi kemacetan.

Gedung-gedung eks kantor Pemerintah kabarnya akan dijual, kecuali gedung yang termasuk cagar budaya.

Jakarta banyak memiliki museum, seperti museum Sejarah Jakarta, museum Nasional, museum batik, museum Satria Mandala,  museum wayang, museum bahari, museum keramik, museum uang, dan lainnya.

Sudah banyak tempat hiburan / wisata yang ikonik seperti Monas, TMII, Ancol, pantai Sunda Kelapa, dan Kawasan Kota Tua. Kawasan wisata berbasis budaya juga banyak, seperti kawasan Betawi (Setu Babakan), India dengan Little India di Pasar Baru, Little Korea di Senopati, Little Tokyo / Jepang di Melawai, Little Arab di Pekojan dan Cikini, Chinatown di Glodok, serta kawasan Portugis di Jakarta Utara.

Banyak pula sentra kuliner, seperti Pantai Indah Kapuk dengan Pantjoran PIK, Old Shanghai di Kelapa Gading, dan lesehan di Blok M. Belum lagi gerai kuliner yang terdapat di mall-mall.

Serta pusat perbelanjaan modern, berupa mall, toko serba ada, dan pasar swalayan. Yang tersebar di semua penjuru Jakarta.

Pusat olah raga seperti Gelora Bung Karno dan Stadion JIS, serta banyaknya pusat kebugaran (gym).

Gedung berukuran besar untuk pameran berskala internasional, seperti JCC, Kemayoran Exhibition Centre, dan Pusat UMKM (SMESCO).

Dengan banyaknya fasilitas, tepat kiranya bila Jakarta menjadi kota komersil atau kota bisnis. Jadikan Jakarta kota bisnis, biarkan Nusantara murni kota politik.

Lagi pula kantor-kantor pusat bisnis kebanyakan terdapat di Jakarta, baik yang bersifat, kantor pemasaran, kantor pengelola, baik industri berupa pabrik, jasa, atau perdagangan (trading). Mereka rata-rata menempati kantor di gedung-gedung perkantoran, seperti SCBD atau di gedung-gedung milik sendiri. Baik yang berskala global maupun nasional.

Perbankan juga semua berpusat di Jakarta, meski mereka nantinya akan membuka cabang di Nusantara, bila kantor pusat perusahaan swasta berada di Jakarta, mereka tidak akan berani memindahkan kantor pusat ke Nusantara. Meski semua kantor BUMN pindah ke Nusantara.

Di Jakarta juga terdapat puluhan perguruan tinggi baik negeri atau swasta, yang membuat Jakarta tetap menarik.

Bila kawah candradimuka berada di Jakarta, sangat tepatlah bila kantor bisnis tetap berada di Jakarta.

Satu-satunya problem yang harus dibenahi di Jakarta adalah mengatasi banjir tahunan pada musim hujan. Memang Jakarta terus mengalami penurunan posisi tanah yang tifak boleh dibiarkan. Jadi harus dilakukan tindakan tegas terhadap penyalah gunaan air tanah. Lalu membangun lebih banyak taman kota sebagai kawasan serapan air, serta melakukan pengerukan dan pembersihan sungai secara masif dan terstruktur.

Kesimpulannya, meski IKN sudah tidak berada di Jakarta lagi, Jakarta yang sudah lengkap harus tetap dirawat agar tetap menjadi kota metropolitan yang nyaman dan sehat untik dihuni. Karena hanya minus kantor Pemerintah dan BUMN saja.

Belajarlah dari Sydney atau New York atau Kuala Lumpur yang tetap glamor, meski IKN sudah pindah ke Canberra, Washington, dan Putra Jaya.

Jakarta harus tetap lebih ramai dan bertumbuh daripada Nusantara, seperti halnya Surabaya sekarang, sebagai kota kedua di Indonesia.

Bulan ini Jakarta merayakan hari jadinya yang ke 497, semoga Jakarta tetap berjaya meski bukan IKN lagi bagi Indonesia.

Selamat hari jadi kota Jakarta !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun