Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film

Mari Kita Sambut Film Dokumenter Terbaru

2 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 2 Juni 2024   17:41 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film ini juga film dokumenter yang tokohnya masih hidup, demikian pula halnya dengan Raisa, solois pertama yang berhasil menaklukkan GBK.

Film lalu bergulir dengan flash back masa kecil Raisa, dengan menampilkan orang tua Raisa dan kakaknya.

Tentang Raisa yang pada usia 5 tahun menyanyikan lagu "Pingin Beken". Hingga usul gurunya agar Raisa pindah ke paduan suara dari pilihan menari. Sama sekali tidak terlihat bakatnya, Raisa hanya senang menyanyi seperti layaknya anak-anak.

Raisa kecil yang selalu aktif, misal terjatuh dari sepeda, hilang di Australia, membuka toko setiap Sabtu-Minggu di rumahnya, sehingga orangtuanya yang sibuk mencarikan pelanggan agar putrinya merasa berhasil dengan usahanya.

Karier awal Raisa yang panggilan kesayangannya "Yaya" tampak begitu mulus. Dari mulai ketemu tiga  orang yang membimbingnya hingga menghasilkan album pertama "Serba Salah" (2010).

Raisa yang pada awalnya senang menulis syair lagu dalam bahasa Inggris, "dipaksa" untuk beralih ke Bahasa Indonesia. Maka sebagai Jalan tengahnya diluncurkan album kedua "Could It Be" (2011).

Juga ditayangkan dokumentasi penganugerahan AMI Awards 2012 saat Raisa terpilih sebagai penyanyi pendatang baru terbaik.

Akhirnya Raisa dan Boim mendirikan Juni Record. Dan meluncurkan album "Hard to Hard" (2013) dan "Handmade" (2016).

Tak lupa film ini menyoroti kehidupan pribadinya, saat menikah dengan Hamish Daud (2017) dan kelahiran Zalina.

Film berlanjut dengan kiprah susah payahnya Raisa bernyanyi dari panggung ke panggung. Termasuk kesempatan menyanyi bersama sang maestro simfoni, Addie M.S. yang dikenalnya semasa SMA sebagai ayah dari Kevin. Dan yang paling mendominasi isi film adalah persiapan konser GBK secara detil. Momen ini yang jauh berbeda dengan film dokumenter Freddy Mercury.

Digambarkan betapa paniknya Boim saat mengetahui saat persiapan konser, GBK masih digunakan untuk pertandingan sepak bola tim Indonesia melawan Fiji, sehingga persiapan agak mundur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun