Dalam siklus kehidupan manusia, otomatis akan bertransformasi dari lahir, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, lanjut usia (lansia), dan meninggal dunia.
Meski kita sudah berumur 20-40 tahun, secara umur kita sudah dianggap dewasa, tolok ukurnya jelas, sudah memiliki KTP, layak bekerja, dan boleh menikah atau membentuk keluarga baru. Namun, apakah kita benar-benar sudah dewasa dalam sikap, emosi, dan pola pikir ?
Banyak yang dewasa secara umur saja, tetapi belum dewasa secara keseluruhan, terbukti mudah marah, atau tidak sanggup mengendalikan emosi, tidak bijak, selalu ingin menang, mudah tersinggung, merasa dirinya hebat, selalu ingin dihargai, tidak bisa membedakan antara bercanda dengan hal yang serius.
Semua gejala ini menunjukkan kita cenderung menua secara umur,namun tidak bertumbuh kedewasaannya.
Lihatlah, perilaku seseorang yang bertambah tua, ia akan ingin lebih dihargai, karena merasa sudah memiliki banyak pengalaman. Merasa paling pintar, terutama bila dibandingkan generasi dibawahnya.
Memang secara otomatis orang akan makin menua. Namun tidak selalu diikuti dengan meningkatnya kedewasaan.
Menjadi dewasa artinya bertambah matang dalam mengendalikan emosi, bijak, dapat hidup mandiri maupun berkelompok, pandai memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat (produktif), serta berani bertanggung jawab atas setiap tindakan yang telah dilakukannya.
Menjadi tua akan datang dengan sendirinya, menjadi dewasa harus melakukan persiapan.
Menjadi dewasa, kita harus sanggup mengendalikan emosi. Mengelola pikiran dengan mempertimbangkan untung ruginya, tidak sembrono, selalu penuh perhitungan.
Menjadi dewasa berarti meninggalkan sikap kekanak-kanakan, tidak bertanggung jawab, cengeng, berbuat semaunya sendiri, serta tidak memiliki komitmen.
Bisa dibayangkan seseorang yang sudah dewasa secara umur, namun belum dewasa kepribadiannya, bila membina rumah tangga, pasti akan berantakan. Karena masing-masing belum mampu mengendalikan emosi atau egonya. Tiap hari pasti penuh dengan pertengkaran, karena tidak ada yang mau mengalah.
Menjadi dewasa secara kepribadian akan menghadapi setiap masalah dengan tenang, berusaha mencari solusi yang bersifat win-win mengerti keihlasan, memiliki kebesaran jiwa, dan sangat bijak dalam setiap tindakannya.
Sedangkan bila hanya menjadi tua, kita hanya merasa bangga akan kesuksesan masa lalu, namun sesuatu yang sudah lalu, dan tidak akan terulang kembali.
Gejala orang hanya menjadi tua secara umur adalah merasa paling pintar, paling benar, selalu menyalahkan orang lain, menganggap orang lain tidak memiliki kemampuan (meremehkan), dan ciri paling nampak adalah mudah tersinggung.
Idealnya, bila kita menjadi tua, harus diikuti kepribadian yang lebih dewasa.
Bersikaplah bijak dalam setiap pertemuan, maka orang pasti akan menyenangi dan menerima  kita apa adanya.
(renungan pada hari lansia, 29 Mei 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H