Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kopi Bah Sipit, UMKM Legendaris Bogor

28 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 28 Mei 2024   10:03 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragam produk  (dokpri)


Pernahkah Anda menghindar dari kemacetan kota Bogor, misal dari jalan Surya Kencana atau Juanda? Cobalah ke daerah agak pinggir yang tidak begitu macet, tepatnya di kawasan yang dikenal sebagai Little Arab atau Kampung Arab-nya kota Bogor.

Di dekat Kampung Arab, tepatnya di jalan Empang, Beberapa meter dari Bogor Trade Mall, diantara deretan toko parfum toko oleh-oleh haji, dan kayu gaharu, Anda akan nenemukan sebuah gerai kopi jadul, namanya Kopi Bah Sipit.

Gerai kopi pada sebuah rumah jadul, yang minimalis, kira-kira berukuran 4x3 meter, termasuk etalase, lemari, meja, dan kursi juga jadul. Yang agak baru hanya sebuah kulkas untuk menyimpan kopi siap minum. Ada es kopi, es kopi mix, es kopi gula aren, dan ladies drink.

Gerai kopi (dokpri)
Gerai kopi (dokpri)


Hanya melayani pembuatan kopi secara manual, tidak dengan mesin espresso, yang hanya dilayani oleh dua karyawan wanita.

Ruang duduk untuk pelanggan hanya terdiri dari empat  meja dengan sepasang kursi pada tiap meja. Lalu ada background berupa giant banner yang berkisah tentang kopi.

Hiasan hanya berupa foto-foto Bogor jaman dulu yang sudah menguning ternakan usia.

Foto Bogor (dokpri)
Foto Bogor (dokpri)

Sedangkan jajaran produk kopi bubuk Robusta tertata rapi di etalase, produk andalan sejak bisnis mulai bergulir. Senuanya masih menggunakan bungkus kertas sampul berwarna coklat.

Disamping itu juga tersedia diversifikasi produk berupa kopi saset hitam dan putih, kopi drip dan kopi Arabica kelas satu.

Jadi suasananya memang berbeda bila dibandingkan gerai kopi kekinian seperti yang ada di mall maupun gerai kopi Bajawa atau Jiwan.

Sungguh beruntung saat berkunjung, penulis bertemu cucu alm. Yoe Hong Keng, Nancy, yang sekarang melanjutkan bisnis warisan keluarga.

Produk kopi yang dipasarkan UMKM ini sebenarnya bermerek Kacamata, kenapa lebih dikenal dengan nama Kopi Bah Sipit?

Nama ini diberikan oleh pelanggannya yang rata-rata warga keturunan Arab. Panggilan 'bah' adalah panggilan akrab bagi pendirinya, Yoe Hong Keng. Sedangkan 'sipit" adalah nama yang berdasar dari fisik Yoe yang bermata sipit, karena pelanggan sulit menghafal nama Yoe Hong Keng.

Lalu kenapa disebut kopi legendaris? Karena kopi ini tahun depan tepat berusia satu abad atau 100 tahun. Yoe Hong Keng mulai berjualan kopi sejak 1925.

Kopi Bah Sipit ada ditengah persaingan yang ketat dengan kopi essence dan kopi mesin espresso. Kopi essenxe menyihir  dengan aromanya yang harum, sementara kopi mesin memanjakan dengan tempatnya yang cozy. Padahal bisnis kopi itu rumit dan profitnya tipis. Kopi Bah Sipit dapat eksis karena  kualitasnya, sedang kualitas hanya bisa dipahami oleh penikmat kopi sejati.

Itulah sebabnya dari segi harga kopi Bah Sipit sulit bersaing, karena harus mempertahankan kualitas. Juga tidak dapat menggunakan sebaran pemasaran seperti toko-toko lain, karena kopi premium dijual dengan harga premium maka hanya dapat dibeli pada tokonya langsung, reseller atau secara daring (e-commerce).

Secara produksi, kopi didatangkan dari perkebunan kopi di Bogor dan Lampung. Lalu prosesnya masih bersifat rumahan, belum selevel pabrik, termasuk proses roasting.

Saat pandemi melanda dunia, ayah Nancy sedang sakit. Sementara bisnis sedang sulit, sehingga nyaris tutup. Apalagi ketiga anak dari generasi kedua tidak ada yang berminat meneruskan bisnis keluarga ini. Kakak dan adik Nancy berdomisili di luar negeri, sedang Nancy sendiri sudah memiliki bisnis sendiri.

Nancy suatu hari tergugah dan merasa sayang bila bisnis keluarga ini harus tutup. Maka Nancy atas persetujuan keluarganya dan saudaranya, Nancy memutuskan untuk melanjutkan bisnis keliarga ini.

Sekarang setelah masa pandemi lewat, bisnis mulai stabil, dan Nancy terus melakukan diversifikasi produk agar bisa diterima semua generasi.

Karena bila hanya mengandalkan produk kopi bubuk, pasti tidak akan dilirik oleh generasi muda. Hanya generasi tua yang makin sedikit yang menggemari kopi bubuk

Pesan dari Nancy bagi para peminum kopi, minum kopi itu sehat, asalkan tidak berlebihan, minumlah kopi hitam ranpa gula.

Inilah geliat salah satu UMKM di Jabodetabek, semoga bisa tetap eksis dan berumur panjang. Satu abad perjalanan sebuah bisnis pasti sudah kenyang akan pasang surut.

Mari sruput kopinya, Kopi Bah Sipit.

Referensi:

* Sutiono Gunadi, "Vlomaya & KPK Gerebek Kopi  bah Sipit", Kompasiana (2023)

* Sutiono Gunadi, "Seruput Kopi Bah Sipit Bogor", Kompasiana (2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun