Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bolehkah Lansia Memanjat?

11 April 2024   10:00 Diperbarui: 11 April 2024   10:07 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Lansia atau orang lanjut usia sering dilarang memanjat oleh teman-temannya atau anak-anaknya. Kekhawatiran yang muncul, bila lansia jtuh, akan mengalami cedera berat, bahkan bisa terancam tidak dapat berjalan dengan normal. Hal ini disebabkan bila tulangnya parah sulit tumbuh kembali normal, berbeda dengan anak-anak / remaja.

Karena pada lansia, pertumbuhan tulang sangat lamban, dan hampir tidak ada pertumbuhan.

Padahal lansia yang rata-rata sudah pensiun ini, sering mencari kesibukan, supaya tetap aktif, mereka pada umumnya senang mandiri, dan malas bila harus menunggu anak / tukang. Apalagi mereka merasa tubuhnya masih normal sehingga sering tiba-tiba sudah berada diatas genting sehingga membuat anak-snaknya merasa was+was

Masih bolehkah lansia melakukan aktivitas memanjar.atau bekerja pada ketinggian? Mestinya boleh, asal dilakukan dengan memperhatikan faktor keamanan (safety) secara lengkap,  biarkan otot-otot dan otak tua ini masih tetap terlatih.

Sebaiknya lansia memanjat secara metayap / merambat seperti satwa kukang. Kukang adalah satwa primata dengan dahi berbentuk berlian putih, dalam aktivitas memanjat, kukang selalu merambat tidak pernah melompat.

Selain menerapkan teknik memanjat seperti kukang, jangan lupa mengenakan safety harness, agar bila terjatuh tidak langsung jatuh ke bawah dengan potensi cedera berat, tetapi tergantung sehingga bisa dilakukan tindakan pertolongan.

Dalam aktivitas memanjat, harus dilakukan dalam tempo lambat. Sinkronkan antara otak dan gerakan kaki dan tangan. Yakinkan ada pegangan atau tumpuan yang aman dan kuat.

Tangan mencari pegangan dan kaki mencari pijakan. Lalu bergerak naik secara perlahan.. ingat, yang naik ini lansia bukan anak muda.

Sambil merayap naik  otak harus selalu melakukan observasi apakah bakal terjadi tindakan yang membahayakan dari lokasi di sekitarnya.

Demikian pula saat mau turun, harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Yang utama, jangan ceroboh.

Bagaimana masih berani memanjat sendiri atau sabar menunggu anak atau tukang? Gunakan otak untuk observasi keselamatan, jangan asal naik karena gengsi. Ingat, utamakan keselamatan diri kita, safety first !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun