Negara ini ternyata sangat indah, banyak bukit, gunung, air terjun, gua, dan istana serta bangunan bersejarah bekas kesultanan Usmaniyah abad 15-16.
Yang menarik dari sisi wisata adalah Trebevic, dengan bukit salju terpanjang dengan latar belakang yang sangat indah. Itulah sebabnya Bosnia pernah menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin.
Meski Lonely Planet menobatkan Sarajevo, ibukota Bosnia sebagai kota terbaik, tapi Hady belum sempat mengunjunginya.
Negara dengan bentuk hati bila dilihat dari udara ini, ternyata memiliki keistineeaan. Beaya hidup saat berwisata disana kira-kira setengah dari harga di Belanda, seperti hotel dan kuliner.
Kuliner yang cukup populer disana adalah shashlik, sate dengan bumbu khas.
Bagi yang ingin berwisata ke Bosnia, pesan Hida, harus memiliki paspor dengan visa Schengen, karena di Bosnia jarang ditemukan WNI, maka kita akan sering diperiksa.
Meski kartu kredit diterima, namun sebaiknya menyiapkan uang tunai Bosnis mark.
Bila mengendarai mobil, jangan ngebut. Kunjungilah ikon wisata, seperti jembatan historical di Mostar.
Suhu udara cukup panas sekitar 30 derajat Celcius. bahasa Inggris tidak terlalu familiar disini, lebih banyak menggunakan bahasa campuran Kroasia, Serbia, dan Bosnia.
Mengenai orang Bosnia tampak agak dingin dengan aksen keras, tapi penolong.
Kota-kota seperti Mostar lebih murah lagi. Pada perjalanan di pedesaan, sisa perang sengaja dipertahankan sebagai peringatan kejamnya peperangan.