Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenangan pada Keprihatinan terhadap Bali

21 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 21 Oktober 2023   10:01 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Bom Bali ( sumber gambar: okezone.com)

Pada tahun 2002, saya masih menjadi pengurus pada salah satu asosiasi bisnis tingkat nasional.  Pada Rakernas 2001 telah disepakati Rakernas 2002 akan diadakan di Prapat, Sumatera Utara sekaligus berwisata ke Danau Toba dan sekitarnya.

Persiapan Rakernas 2002 sudah hampir tuntas tinggal tersisa pembelian tiket ke Medan, pemesanan bis wisata ke Prapat dan pemesanan hotel di Prapat.

Tiba-tiba 12 Oktober 2002, bom telah meluluh lantakan Bali. Terjadi pada cafe yang padat pengunjung di Kuta. Korbannya sebagian wisatawan asing pengunjung  cafe dan warga Bali yang bekerja pada cafe tersebut.

Dampaknya sungguh luar biasa, pariwisata Bali langsung terpuruk, karena banyak negara menerapkan travel warning bagi warganya yang akan berwisata ke Bali.

Tiba-tiba Ketua Umum kami mengajukan usul untuk memindahkan lokasi Rakernas 2002 ke Bali agar menumbuhkan pariwisata di Bali. Rakernas di Prapat bisa dilakukan pada Rakernas 2003.

Pengurus langsung sibuk menghubungi cabang Bali apakah siap menjadi tuan rumah Rakernas 2002. Ternyata cabang Bali bersedia. Tentunya karena tempat Rakernas 2002 telah ditetapkan di Prapat, maka kami di pengurus Pusat wajib menghormati cabang Sumatera Utara. Kami menghubungi pengurus cabang Sumatera Utara dan menyampaikan usulan Ketua Umum. Untunglah pengurus cabang Sumatera Utara mengerti dan bersedia ditunda satu tahun untuk menjadi tuan rumah Rakernas, demi rasa solidaritas terhadap Bali.

Akhirnya Rakernas 2002 jadi kami alihkan ke Bali. Meski mendadak, pemesanan hotel untuk pelaksanaan Rakernas dan menginap delegasi cabang seluruh Indonesia, termasuk pengurus Pusat mudah didapat. Karena pariwisata di Bali benar-benar sepi, bahkan kami mendapatkan harga khusus setelah pihak hotel mengetahui tujuan kami memindahkan lokasi Rakernas.

Singkat cerita, delegasi tiba di Bali dan kami menginap pada sebuah hotel di Nusa Dua, yang sama dengan lokasi rapat.

Rakernas pun berlangsung dengan lancar. Setiap pagi, sebelum makan pagi di hotel, kami banyak yang berolahraga pagi, baik lari pagi maupun jalan kaki pagi. Hotel di kawasan Nusa Dua telah nenyediakan jogging track, meski bila melewati batas hotel lain, jogging track itu trrputus. Tapi justru, kami banyak bertemu dengan warga lokal yang juga berolahraga pagi maupun berdagang.

Kami menyaksikan keramahan warga Bali selama kami menginap, seingat saya sekitar 3 hari. Jadi, kami memang tidak tinggal di Bali dalam waktu yang lama. Namun kami sudah menentukan keramahan dan senyum tulus warga Bali saat kami bertemu mereka di ujung jogging track.

Kami juga mengagendakan kunjungan ke lokasi tragedi bom Bali. Beberapa tahun kemudian, di lokasi terjadinya bom Bali ini telah dibangun monumen dengan nama-nama korban. Saat  kami melalui lokasi bom Bali garis kuning polisi masih terbentang. Namun masih banyak karangan bunga duka cita dari berbagai pihak, maupun pribadi (mungkin keluarga korban).

Kami bersyukur, bahwa aktivitas kecil yang kami lakukan, akhirnya banyak ditiru organisasi lain. Sehingga lambat laun, pariwisata di Bali mulai nenggeliat kembali.

Inilah kisah kenangan tentang Bali dan jeprihatinan kami tentang tragedi bom Bali. Semoga tragedi seperti ini tidak terjadi lagi dimanapun. Karena akan menyusahkan orang banyak, khususnya warga Bali yang sangat tergantung pada pariwasata.

Meski akhirnya kami juga mengetahui telah t erjadi tragedi bom Bali 2 di pusat makanan laut di Jimbaran. Namun saat itu, saya sudah tidak menjadi pengurus asosiasi bisnis, sehingga tidak mengetahui apakah   dilakukan kembali aksi keprihatinan yang telah kami lakukan dulu.

Dari kenangan kami selama beberapa hari tinggal di Bali, maupun saat berwisata sendiri maupun ke Bali dalam rangka Munas organisasi lain, kami telah merasakan keramahan warga Bali  Memang pada sebuah destinasi wisata, hospitality adalah suatu karakter yang harusd itanamkan pada seluruh warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun