Kami juga mengagendakan kunjungan ke lokasi tragedi bom Bali. Beberapa tahun kemudian, di lokasi terjadinya bom Bali ini telah dibangun monumen dengan nama-nama korban. Saat  kami melalui lokasi bom Bali garis kuning polisi masih terbentang. Namun masih banyak karangan bunga duka cita dari berbagai pihak, maupun pribadi (mungkin keluarga korban).
Kami bersyukur, bahwa aktivitas kecil yang kami lakukan, akhirnya banyak ditiru organisasi lain. Sehingga lambat laun, pariwisata di Bali mulai nenggeliat kembali.
Inilah kisah kenangan tentang Bali dan jeprihatinan kami tentang tragedi bom Bali. Semoga tragedi seperti ini tidak terjadi lagi dimanapun. Karena akan menyusahkan orang banyak, khususnya warga Bali yang sangat tergantung pada pariwasata.
Meski akhirnya kami juga mengetahui telah t erjadi tragedi bom Bali 2 di pusat makanan laut di Jimbaran. Namun saat itu, saya sudah tidak menjadi pengurus asosiasi bisnis, sehingga tidak mengetahui apakah  dilakukan kembali aksi keprihatinan yang telah kami lakukan dulu.
Dari kenangan kami selama beberapa hari tinggal di Bali, maupun saat berwisata sendiri maupun ke Bali dalam rangka Munas organisasi lain, kami telah merasakan keramahan warga Bali  Memang pada sebuah destinasi wisata, hospitality adalah suatu karakter yang harusd itanamkan pada seluruh warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H