Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Morotai, Surga Wisata Bahari

15 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 15 Oktober 2023   10:40 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Morotau (sumber gambar: tribunnews.com)


Sebagai negara bahari, Indonesia sudah semestinya banyak mengekspose wisata bahari. Entah yang termasuk Bali Baru, seperti Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Mandalika, Labuhan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Atau yang di luar  Bali Baru, seperti  Pulau Nias, Kepulauan Derawan, Gorontalo, Likupang, dan Raja Ampat.

Bagi saya yang kini memiliki keseimbangan tubuh kurang sempurna, terpaksa harus melupakan hasrat untuk menjelajah wisata bahari dan wisata gunung. Kalau dulu, pasti akan saya buru.

Untuk memberikan gambaran indahnya wisata bahari di Indonesia, saya hanya bisa mendengar cerita dari teman, dan mencoba menuliskannya.

Dulu saya sempat mengikuti wisata ke Maluku dan Maluku Utara yang diadakan oleh Arie Psrikesit. Dan seingat says, Morotai belum dikenal seperti sekarang, sehingga belum termasuk dalam itenerary. Yang termasuk baru Ternate dan Tidore di Maluku Utara.

Melalui cerita seorang teman yang memiliki hobi menyelam, saya mendapat gambaran tentang keindahan Morotai di Maluku Utara.

Secara geografis, Morotai adalah Kabupaten baru di Maluku Utara. Letaknya boleh dikatakan paling Utara pada teritori Indonesia atau paling Timur dari provinsi Maluku Utara  Tetapi sering disebut-sebut sebagai surga tersembunyi daerah tropis di Indonesia Timur. Uniknya wisata bahari ini berada dalam bingkai sejarah.


Cara Menuju Morotai

Meski termasuk dalam kelompok Bali Baru, Morotai masih termasuk destinasi tidak umum (anti mainstream). Untuk menuju Morotai, kita harus melakukan penerbangan ke bandara Sultan  Babullah di Ternate. Untuk menuju Morotai bisa menggunakan transportasi udara atau laut.

Dengan transportasi udara, dari bandara Sultan Babullah Kota Ternate menuju ke Bandara Pitu Pulau Morotai.Bila menggunakan transportasi laut, dari pelabuhan Ahmad Yani kota Ternate naik kapal laut semalam menuju pelabuhan kota Morotai. Sebaiknya kita mencari informasi jam keberangkatan kapal laut agar dapat tiba pada waktu yang tepat di Morotai.

Perjalanan melalui Ternate adalah yang termudah, meski kita juga bisa melalui Manado, Bitung atau lainnya.


Surganya penyelam

Terdapat 28 titik (spot) penyelaman (diving). Diantaranya di laut yang terdapat reruntuhan peaawat Bristol Beaufort yang tertenbak jatuh saat Perang Dunia II, kapal selam yang karam dan bangkai tank diantara terumbu karang yang indah. Bagi petualang bawah laut, keindahan biota laut dan terumbu karang ini tidak dapat dilewatkan begitu saja.

Bagi kita yang belum memiliki sertifikat menyelam, dapat melakukan snorkeling di pulau Kolorai dan pulau Tabilenge.

Bagi yang penasaran dan ingin belajar menyelam dapat menuju desa Wayabula, Morotai Selatan Barat. Disini terdapat basecamp menyelam dengan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Enviromental Sustainability).

Bagi yang tidak berminat menyelam dapat menuju air terjun Wayabula, namun cukup jauh dan sulit, karena jalanan belum bagus. Kita juga dapat menyaksikan ikan hiu sirip hitam, tentu dengan dipandu pemandu. Juga dapat menyaksikan atau membeli kerajinan rakyat berupa kerajinan kerang, mutiara dan camilan.

Kuliner Morotai

Bila pergi ke suatu tempat, tentu kita ingin mencicipi kuliner lokal. Kuliner Morotai mirip dengan kuliner Maluku.
 
Ada nasi jaha, terbuat dari beras bercampur santan yang dibungkus daun kemudian dibakar di dalam bambu.Ikan gohu dengan bumbu kemangi, garam, dan bawang.

Camilannya ada kue bagea dengan rasa manis dan gurih. Terbuat dari tepung sagu dengan pala, kayu manis, dan gula merah. Selain itu ada pula kue waji, kue halua kacang, kue panggang kenari. Juga ada papeda dan air guraka.

Penduduk

Kebanyakan adalah pendatang, didominasi oleh suku Tobelo dan suku Galela. Para pendatang ada yang dari Jawa, Sumatera, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Tionghoa Maluku. Agama juga beragam, ada Islam, Kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Meski berbeda suku dan keyakinan, mereka hidup damai saling bertoleransi dan gotong royong serta menikah dengan warga lokal serta mencari nafkah bersama.

Yuk berwisata ke Morotai
salah satu Bali Baru di Maluku Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun