Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Vlomaya Perkenalkan Frugal Living

12 Agustus 2023   15:41 Diperbarui: 12 Agustus 2023   15:49 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Vlomaya, sebuah komunitas di Kompasiana yang menghimpun para vlogger / Tik Toker dan pemerhati budaya telah menyelenggarakan bincangpreneur pada Sabtu 12 Agustus 2023 dari jam 10.00 hingga 12.00 secara daring.

Tema yang digelar mengenai pengelolaan keuangan yang nggak ribet. Menurut penjelasan Ketua Vlomaya, Kang Bugi Sumirat, webinar ini adalah yang kedua.

Bulan lalu berkolaborasi dengan KPK (Kompasianer Penggila Kuliner), juga telah mengadakan bincangpreneur secara luring bersama Kopi tertua di Bogor, Bah Sipit.

Pada bincangpreneur kali ini, narasumber adalah Gerry Rachman yang telah berpengalaman dalam dunia keuangan.

Dalam pembukaan webinar, Gerry memberikan pertanyaan yang menggelitik, "siapkkah kita menghadapi masa pensiun?"
 
Bagi kita yang berstatus PNS, setelah pensiun masih menerima uang pensiun. Nah, bagaimana dengan kita yang karyawan swasta? Karena tidak semua perusahaan mengikutkan karyawannya pada program BPJS Ketenagakerjaan yang berupa JP (Jaminan Pensiun). Paling hanya dapat mencairkan JHT (Jaminan Hari Tua). Apakah cukup dana santunan dari JHT ini?

Mari kita berandai-andai, usia pensiun resmi di Indonesia adalah 55 tahun, seandainya kita dapat hidup hingga usia 80 tahun. Dengan asumsi tiap bulan pengeluaran adalah 3;juta Rupiah. Maka untuk pengeluaran hingga usia 80 tahun dipetlukan sekitar 900 juta Rupiah. Bila hidup dengan pasangan, minimal harus tersedia dana 1,8 milyar Rupiah.

Sanggupkah kita menyiapkan dana tersebut? Ini dengan catatan, kita tidak ada pengeluaran untuk rumah sakit atau pengobatan.

Nah, artinya semasa berusia produktif, kita harus pandai mengelola keuangan. Dan setelah pensiun juga masih mampu memperoleh pendapatan, tidak hanya mengandalkan uang pensiun atau JHT saja.

Bagaimana mengelola keuangan yang tidak ribet? Prinsip dasarnya, pengeluaran tidak lebih besar daripada pendapatan.

Yang tergolong pendapatan, adalah upah , bunga deposito , pendapatan tambahan, warisan (bila ada). Sedangkan yang dimaksud dengan upah adalah upah bulanan, upah lembur, bonus tahunan, komisi / incentif, dan gaji ke 13 atau THR. Semuanya dijumlah dalam setahun lalu dibagi 12 itulah pendapatan bulanan kita.

Pengeluaran meliputi kebutuhan pokok, keinginan, beramal, membantu orang tua, menabung, investasi, dan dana cadangan.

Menurut Elisabeth Warren,  konsep pembagian pengeluaran yang benar adalah 50% kebutuhan pokok + 30% keinginan + tabungan / investasi 20%.

Dalam penjelasannya, Gerry memberikan ilustrasi dua orang pria A dan B dengan jabatan dan upah yang sama. Bedanya A mempunyai gaya hidup apa yang ada dihabiskan, besok cari lagi. Sedangkan B memiliki gaya hidup frugal living, sehingga berhasil menabung dan berinvestasi. Saat keduanya sudah berkeluarga, A masih tinggal di rumah mertua, namun memiliki mobil mewah. Sedangkan B sudah tinggal di rumah sendiri (dari hasil tabungan & investasi) serta masih memakai mobil bekas. A hidup mewah, sehingga tidak memiliki tabungan dan investasi, sedangkan B hidup sederhana, jarang makan diluar, lebih memilih makan di rumah. Ketika keduanya pensiun, A kebingungan, sedangkan B tetap tenang dan hidup seperti biasa.

Gaya hidup A atau B yang lebih tidak ribet?

Frugal living adalah konsep kehidupan yang mengalokasikan dana demi masa depan yang lebih jelas.

Kita yang menganut frugal living menghindari hutang, dan rela makan nasi dengan garam asalkan tidak memiliki hutang.

Dicontohkan seorang office boy (OB), yang memiliki upah terendah di kantor dengan hidup secara frugal living dapat memiliki tabungan, sehingga sanggup memberi pinjaman pada managernya. Ingat OB adalah profesi yang paling sering menerima tips bila membantu orang lain. Yang penting uang tips harus bisa ditabung, Jangan dihabiskan untuk jajan.

Tiga kiat untuk mengatur keuangan yang tidak ribet adalah:
1. Atur keuangan dengan bijak
2. Menabung
3.. Berinvestasi

Sebaiknya kita harus memiliki catatan pengeluaran. Sehingga tahu uang kita habis untuk apa saja. Jangan tidak mempunyai catatan, karena tidak akan mengetahui uang habis kemana. Dari catatan yang ada, kita dapat membuat pengalokasian dana (budgeting).  Bisa secara manual dengan memisahkan di amplop atau menggunakan spreadsheet.

Bila uang habis, bagaimana untuk hidup? Pinjamlah ke orang tua atau teman dekat, jangan sekali-kali ke pinjol, meski dalam 5 menit dana cair dengan syarat sederhana nomor ponsel dan KTP  Karena kita akan mengalami kesulitan dalam melunasinya akibat bunga yang tinggi

Kebutuhan pokok manusia sekarang lebih komplex, kalau dulu mungkin hanya makan, minum, listrik, bayar uang sekolah, dan rekreasi; kalau sekarang ada kuota internet, bayar  langganan  TV Kabel, traktir teman di kafe kekinian, belanja daring karena terpengaruh diskon. Belum lagi kita yang senang merokok dan berburu kuliner.

Gaya hidup berlebihan harus dipangkas. Buatlah anggaran bulanan, sesuaikan jumlah pendapatan dengan pengeluaran. Pangkaslah pengeluaran yang tidak perlu.

Tips menghindari rayuan diskon pada belanja daring, jangan langsung membeli. Bila kita ingin membeli suatu barang, taruhlah di keranjang dulu. Lalu endapkan selama 3 hari, merupakan kebutuhan atau bukan. Bila kebutuhan silakan dibeli, bila bukan batalkan saja.

Saat menabung pilihlah bank yang bonafide, jangan asal memberikan bunga yang tinggi. Bila menghendaki bunga tinggi pilihlah obligasi, misal ORI. Selain bunga tinggi, pajaknya rendah dan dijamin Pemerintah. Namun obligasi sifatnya jangka panjang.

Untuk investasi, selain emas, coba membeli saham. Jangan bertindak sebagai trader, melainkan sebagai investor. Investasi saham itu bukan judi.

Emas carilah yang non fisik, karena bila fisik perlu tempat penyimpanan yang aman dan bila dijual akan ada potongan.

Jadi, dalam hidup janganlah berfoya-foya, tapi mengoptimalkan pendapatan dan kalau bisa memiliki passive income.

Ingat, keinginan itu bukan kebutuhan. Kita mengelola keuangan dengan bijak beda dengan pelit  Kita masih boleh makan di restoran, mentraktir teman, namun sewaktu-waktu saja, bukan tiap hari  Untuk dapat mengelola keuangan secara bijak diperlukan perubahan pola berpikir (mind set), harus konsisten dan disiplin

Bila kita ingin memiliki dana darurat, bagilah pengeluaran dengan rumus 40:30:20:10. Dimana yang "10" adalah untuk dana cadangan. Dana cadangan, dapat digunakan bila kita mengalami kecelakaan, renovasi rumah, sakit, tiba-tiba kena PHK, dan lain-lain.

Dana cadangan untuk single lazimnya sebesar 6 bulan upah, untuk yang sudah berkeluarga 12 bulan upah.

Kesimpulan untuk mengelola keuangan yang tidak ribet adalah:

1. Catat pengeluaran
2. Terapkan SIP (Saving, Investment, Protection)
3. Jangan bilang tidak bisa, semua pasti ada jalan.

Yuk, mulai mengelola keuangan kita. Tidak ada kata terlambat. Baik bagi yang masih bekerja, freelancer, atau yang sudah pensiun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun