Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Yuk ke TMII Baru

10 Agustus 2023   05:00 Diperbarui: 12 Agustus 2023   12:23 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Indobesia (dok: Ira)

Hari ini, Rabu 9 Agustus 2023, Himpunan Pranuwisata Indonesia (HPI) Cabang DKI Jakarta kembali mengadakan acara pengayaan (enlighting) bagi para pemandu wisata yang tergabung dalam asosiasi tersebut. Acara pengayaan dipimpin langsung oleh Indra Dewangkara, Ketua  DPD HPI DKI Jakarta.

Setelah pernah mengunjungi masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta, naik bus wisata Jakarta ke Pantai Indah Kapuk dan Setu Babakan, kini giliran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang dikunjungi.

Kenapa dipilih TMII? Karena orang asing, baik Eropa, Amerika, Australia maupun Asia agar mengenal Indonesia dalam waktu singkat dan jelas, paling mudah adalah mengajaknya ke TMII.

Lagi pula, saat ini, proyek monumental ide dari almarhum ibu negara Tien Soeharto, istri Presiden kedua Republik Indonesia ini, saat ini sudah dalam pengelolaan Sekretariat Negara (SekNeg).

Dikelola secara profesional, dengan Direktur Utama TMII, Ibu Claudia Inkiriwang yang sempat nenyambut kami sebelum mengikuti rapat, dan memberikan update singkat tentang sesuatu yang baru di TMII, serta berfoto bersama di depan Museum Indonesia.

Museum Indobesia (dok: Ira)
Museum Indobesia (dok: Ira)

Menurut Ibu Claudia, sekarang TMII secara kontinyu mempunyai sesuatu yang baru, dengan harapan pengunjung selalu kembali ke TMII guna menikmati fasilitas baru TMII. Jadi sesuai dengan motto TMII, "Cerita Indonesia Tiada Henti".

Yang sudah dilaksanakan, adalah membongkar semua tembok di anjungan, sehingga konsepnya terbuka. Selain itu anjungan yang sudah kurang menarik, karena sudah terlalu tua direvitalisasi. Yang saat ini sedang direvitalisasi adalah anjungan Sulawesi Utara dan  Kalimantan Timur. Memang saat ini baru terdapat 33 anjungan, secara bertahap provinsi baru akan ditambahkan.

Yang sedang dibangun adalah menara pandang Saujana yang berlantai 6, dimana pengunjung dapat menikmati peta nusantara dari ketinggian. Ada pula desa wisata Granara, desa seni, revitalisasi Museum Indonesia dan Taman Burung,  museum kontemporer, belajar membatik, belajar dan ikut Tari Kecak, "Dancing Fountain" agar TMII juga hidup di malam hari, di lokasi peta nusantara yang biasa untuk pesta kembang api  Disekeliling peta nusantara juga ada lintasan jogging 1,5 KM keliling danau serta tempat duduk untuk menyaksikan "Dancing Fountain". Berkunjunglah setelah tanggal 18 Agustus 2023, diharapkan semua fasilitas baru sudah selesai.

Lalu kami menuju ruang rapat Batavia ditemani, Bapak Purnomo, Asisten Manager Customer Service dan sekaligus  pemandu wisata lokal TMII. Bapak Purnomo memberikan penjelasan kondisi terakhir TMII dengan didampingi Ibu Fitriana, Direktur Marketing TMII.

Paska pandemi Covid justru TMII banyak melakukan revitalisasi, agar pengunjung kembali tertarik untuk berkunjung ke TMII. Sehingga jadilah wajah baru TMII.

Dengan luas 250 Ha, TMII kini memiliki 34 anjungan provinsi atau daerah, yang nantinya akan ditingkatkan menjadi 38 anjungan provinsi  Dengan harga tiket tetap Rp. 25.000, pengunjung juga dapat mengunjungi 17 museum.

Perbaikan kereta gantung, Museum Indonesia dibuat konsep baru 3 lantai dan museum Komodo. Saat ini pengunjung masih diperbolehkan melihat komodo secara bergiliran, tentu dengan didampingi pawang / keeper. 

Taman Burung dibuat dengan konsep nusantara, seperti rumah burung di atas pohon yang terdapat di Indonesia Timur. Taman Burung kini memiliki 800 burung dengan 100 species. Selain burung cendrawasih, yang menjadi andalan adalah burung namdur, yang jantan membuat sarang yang indah saat bersaing guna mendapatkan pasangan. Lokasi dibuat instagramable dan informasi dalam bentuk QR agar mudah diakses,  agar menarik bagi generasi muda..Juga pengunjung dapat bermain dengan elang yang jinak,cukup menunjukkan lengannya, sang burung akan menghampiri tangan pengunjung.

Juga ada amphitheater untuk atraksi oleh burung. Tersedia restoran bagus di alam terbuka, sambil menyaksikan ulah burung-burung.

Secara prinsip TMII Baru menetapkan 4 pilar wisata, yakni:
1. Green, semua bus dan kendaraan pribadi yang menggunakan bahan bakar fosil dilarang masuk ke dalam TMII, kendaraan harus di parkir cukup jauh. Jadi, sekarang yang boleh masuk hanya mobil listrik. Kondisi jalanan di TMII sekarang  nyaman, karena tidak ada macet seperti dulu. Solusi bagi pengunjung, untuk menuju anjungan yang dipilihnya, kini tersedia puluhan angkling (angkutan keliling) yang juga berupa mobil listrik secara gratis. Jadi, pengunjung setelah diantar ke anjungan yang dituju, di turunkan. Lalu setelah selesai berkunjung, bila ingin pindah ke anjungan lain, tinggal menunggu angkling yang lewat di halte yang tersedia.

TMII sangat ramah bagi pesepeda, lintasan sepeda hampir terdapat dimana-mana. Silkan berolahraga sepeda di TMII.

Angkling (dok: Stiven)
Angkling (dok: Stiven)
2. Ruang hijau yang lebih luas, dengan menyulap Taman Bekisar menjadi Taman untuk piknik.

3. Digitalisasi, tiket masuk dan semua wahana bersifat non tunai atau menggunakan QR.

4. Acara budaya dengan memberikan pengalaman bagi pengunjung. Contoh Tari kecak nengajak pengunjung ikut menari.

Bagi pemandu wisata sebaiknya memberikan info ini atau TMII harus mengundang biro perjalanan, agar biro perjalanan mengetahui update TMII dan tidak nenyusahkan pemandu wisata.

Tersedia private tour selama dua jam untuk 4 orang dengan mobil buggy, mobil yang biasa untuk mengantar orang bermain golf, dengan harga Rp  600.000,-.

Yang dianggap rombongan oleh TMII minimum pengunjung harus diatas 30 orang. Silakan koordinasikan dengan bagian penjualan (sales) akan mendapat diskon 30% untuk sekolah dan 10% untuk umum, asalkan bersurat sebelum berkunjung.

Karena bus tidak boleh masuk, bila pemandu wisata membawa rombongan, sebaiknya mengkondisikan dengan bagian penjualan. Di elevate parking, rombongan akan dijemput angkling, dan diantarkan ke tujuan. Sebaiknya run down acara diserahkan ke bagian penjualan, agar dapat menjadualkan pengaturan angkling.

Agar rombongan tidak menunggu terlalu lama, disarankan bila dekat, jalan kaki saja, kalau jauh silakan kontak bagian pengaturan angkling.

Rombongan dapat membayar dengan virtual account. Setelah pembayaran diselesaikan, akan memperoleh QR. Bila anggota rombongan, ternyata lebih sedikit yang ikut, tidak ada refund. Sebaliknya, bila kurang, dapat dibayarkan di tempat dengan harga normal.

Foto bersama (dok: Sierra)
Foto bersama (dok: Sierra)

Demikianlah penjelasan dari Bapak Purnomo, setelah selesai Q&A, HPI menyerahkan cindera mata kepada Bapak Purnomo dan berfoto bersama.

Cinderamata (dok:  Irvan)
Cinderamata (dok:  Irvan)
Kemudian rombongan dengan diantar dua angkling, menuju anjungan Sumatera Barat dengan diantar Bp. Purnomo dan tim.

Setelah dari anjungan Sumatera Barat, kami mengunjungi anjungan Papua dan museum Hakka. Keseruan kunjungan ketiga destinasi ini akan ditulis terpisah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun