Meski boleh dikatakan tidak terpuruk sama sekali, namun prestasi bulutangkis Indonesia boleh dikatakan menurun. Prestasi pemainnya tidak pernah ajek (stabil), melainkan naik turun seperti roller coaster.
Para BL (Badminton Lovers) yang mengikuti pertandingan demi pertandingan selalu olahraga jantung setiap menyaksikan aksi para pemain kita. Baik pada partai tunggal, ganda, putra, putri, maupun campuran.
Jantung para BL berdegub kencang, karena pemain idolanya belum pasti menang, meski sudah memenangi babak pertama.. Kita sudah bosan dengan komentar "back strongest".
Ginting satu-satunya pemain yang sudah aman untuk bermain di olympiade Paris juga prestasinya naik turun. Kita belum bisa yakin Ginting akan mampu menciptakan tradisi emas di olympiade. Pada kejuaraan Australia Open 2023, Ginting terhenti di quarter final terhadang oleh Prannoy.
Pemain tunggal lainnya, Jonathan Christie juga prestasinya naik turun. Setelah menjadi runner up Japan Open 2023 karena dikalahkan oleh Viktor Axelsen, pada Australia Open 2023 yang tidak diikuti oleh Axelsen malah terhenti di  babak 16 besar. Kalah dari tunggal putra Malaysia, Ng Tse Yong.
Prestasi naik turun juga dialami oleh Chico Wardoyo dan Shesar Hiren.
Ganda putra yang pernah ditakuti banyak lawan, menurut komentar media China, sekarang juga seperti layu sebelum berkembang. Meski Indonesia memiliki 4 ganda putra kuat, ditambah Kevin / Marcus dan Sabar / Reza, tapi belum satupun yang masuk dalam urutan peserta olympiade Paris.Â
Bahkan pasangan urutan pertama dunia, Fajar / Rian, yang mampu menundukkan Kang Min Hyuk / Seo Seung Jae dihadapan publik Korea Selatan, dalam beberapa minggu kemudian sudah kalah, seperti pada Australia Open 2023 baru-baru ini. Tiga ganda putra lainnya, Ahsan /Hendra, Pramudya /Yeremia, dan Leo / Daniel belum satupun yang mampu menembus daftar pemain ke Paris.
Tunggal putri, harapan Indonesia hanya pada Gregoria yang terus membaik, tapi masih sering kesulitan saat ketemu 4 ratu bulutangkis : Akane Yamaguchi, An Se Young, Tai Tsu Ying dan Chen Yun Fei. Pada Australia Open 2023 saat keempatnya tidak bermain, Gregoria malah tidak diikut sertakan.
Sementara tunggal putri lainnya belum sanggup menyamai prestasi Gregoria, baik Putri Kusuma Wardhani, Komang Ayu, maupun Ester.
Ganda putri juga sangat sulit untuk menuju final. Ganda putri China, Jepang dan Korea Selatan selalu jadi prnghalang. Ditambah Thailand dan Malaysia. Setelah sembuh dari cedera, Apriyani Rahayu / Siti Fadia masih sulit diandalkan. Demikian pula Febriana /Amalia, Lanny /Ribka dan Meilysa / Rachel masih belum matang-matang.
Meski Indonesia memiliki tiga ganda campuran handal, ditambah satu ganda campuran yang bertanding melalui jalur profesional, belum ada prestasi yang menjanjikan. Baik Rinov / Phita, Rehan /Lisa, dan Dejan / Gloria serta Praveen /Melati.
Regenerasi pemain memang tampak baik. Namun begitu pemain pelapis dinaikkan ke jenjang utama, umumnya rontok. Beda dengan regenerasi pemain China, Jepang,, Korea Selatan, India, Taiwan, Thailand dan Malaysia. PBSI juga hendaknya memperkuat kas untuk dapat memberangkatkan pemain yunior ke kejuaraan BWF, seperti yang banyak dilakukan oleh India dan Thailand.
Pelatih juga harus melakukan evaluasi menyeluruh, tidak cukup dengan alasan pemain kepayahan karena ketatnya agenda BWF. Pemain negara lain tentu juga kepayahan,yang peting pandai-pandai mengatur jadwal bermain dan istirahat. Tetapi perlu dievaluasi setelah absen di Canada dan USA Open 2023, ternyata hasil di Korea, Japan dan Australia Open 2023 juga tidak memusskan..
Dengan batalnya NZ Open 2023, kesempatan untuk melakukan evaluasi agar prestasi bisa maksimal pada China Open 2023 bulan September mendatang.
Para BL sudah sangat menantikan prestasi pemain Indonesia kembali jaya dan khususnya mampu menambah wakil ke Paris. Indonesia sebagai salah satu raksasa bulutangkis hendaknya jangan terlalu sering nir gelar, pada setiap kejuaraan seri BWF.
Kami nantikan ketangguhan pemain Indonesia, baik tunggal maupun ganda, baik putra, putri, maupun campuran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI