Setelah Badra mempelajari silat dan berhasil mengalahkan Mata Malaikat, diketahuinya kalau Marni sudah menikah dengan laki-laki lain. Karena patah hati, Badra lalu berkelana dengan pakaian dari kulit ular, menggunakan ikat kepala, menggunakan senjata tongkat batu dan diikuti seekor monyet yang setia.
Berturut-turut, saya selalu menantikan serial film, seperti "Misteri di Borobudur" (1972), "Sorga yang Hilang" (1977) dan "Duel di Kawah Bromo (1977). Ini adalah  film terakhir yang saya saksikan. Kualitas aksinya makin bagus, karena terus diperbaiki
Saat muncul film "Bangkitnya si Mata Malaikat" (1985/1988) yang diperankan oleh Advent Bangun, dan "Neraka Perut Bumi" (1985) yang disutradarai oleh Ratno Timoer, saya sudah tidak menonton lagi.
Demikian pula saat muncul sinetron dengan cerita tentang "Reo Manusia Srigala" yang diperankan oleh Hadi Leo, saya juga sudah tidak menonton.
Kabarnya, Bumilangit setelah nemproduksi "Gundala" (2019), film ini saya tonton. Akan nemproduksi "Bangkitnya "Si Buta dari Gua Hantu" (2020) tapi sepertinya terkendala pandemi.
Inilah kisahku tentang Ngidam atau keinginan yang kuat untuk menonton film "Si Buta dari Gua Hantu '. Baru sadar bahwa "Ngidam" ternyata adalah judul film pendek yang sedang digarap komunitas Komik. Semoga sukses dengan film pendeknya, Dan selamat ulang tahun Komik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H