Kopi Kacamata Bah Sipit juga harus lebih banyak merangkul komunitas, agar terjadi promosi 'mouth to mouth'.
Positioning
Secara positioning rasanya belum ditentukan. Karena tag line Kopi Kacamata Bah Sipit cukup banyak, seperti "Kopi Legendaris Bogor", "Nilai pada setiap biji kopi tulen", dan "Hanya bagi penikmat kopi sejati'. Tag line harusnya hanya satu tapi benar-benar nyantol di hati dan pikiran konsumen. Contoh sepatu merek "Nike" dengan tag line "Just do it".
Dalam menata pemasaran suatu produk, positioning harus ditentukan / dipilih. Kita tidak bisa ingin menguasai pasar dari semua segmen dari hulu hingga hilir. Contoh, Toyota memiliki sub merek Lexus, Innova, Avanza. Yang masing-masing diposisikan berdasar kualitas dan harga.
Bila kopi murni mau diposisikan sebagai Kopi premium, pantaslah harga lebih mahal dari pesaing. Namun bila ingin meraih segmen pasar dibawahnya sebaiknya jangan menggunakan merek Bah Sipiit. Misal pakai merek "piano", supaya dikenali merupakan produksi Bah Sipiit, bisa ditambahi "by: Bah Sipit".
Sekali lagi harus menentukan posisi ingin meraih segmen pasar yang mana. Dalam ilmu pemasaran dikenal konsep piramida, segmen premium diatas pasti jumlah lebih kecil, namun profit bisa lebih besar. Sebaliknya, produk  kelas bawah profit lebih kecil, tetapi omzet akan lebih besar.
Telahb menentukan positioning, lebih mudah dalam menentukan varian produk, termasuk konsep promosinya.
Kuncinya dalam pemasaran sebuah produk, ingatlah pada teori 4P (product, price, place, promotion) atau bauran pemasaran (marketing mix) dari Jerome Mccarhy.
Selamat berinovasiÂ
Catatan: Ini adalah tulisan kedua berdasar acara bincangpreneur Vlomaya & KPK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H