Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mompreneur Bangkitkan Kopi Kacamata Bah Sipiit

2 Agustus 2023   05:00 Diperbarui: 2 Agustus 2023   05:15 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada mulanya, Yoe Hong Keng berjualan kelontong, pelan-pelan mengerucut ke kopi yang menjadi andalannya.

Saat Nancy sudah mengelola bisnis, dia berinovasi supaya produknya bisa diterima lebih luas. Mulailah Nancy melakukan diversifikasi produk, dengan membuat produk kopi dengan gula, kopi dengan gula aren, kopi dengan susu, dan lain-lain.

Kopi bubuk tanpa gula tetap mempertahankan kemasan lama, kertas sampul coklat dengan merek. Guna untuk mempertahankan pelanggan lama.

Nancy juga mulai melirik kopi Arabica yang memiliki aneka rasa. Jadi rumah di Bogor sekaligus sebagai tempat produksi. Karena dia belum memiliki perkebunan kopi sendiri, jadi proses produksi salah satunya adalah melakukan roasting.

Untungnya pada bisnis kopi tidak mengenal kadaluwarsa, hanya 'best before'. kopi yang telah di roasting selama belum digiling (grinding) dapat disimpan cukup lama.

Jadi, sekarang sudah terdapat sekitar 15 varian produk, yaitu kopi bubuk klasik, kopi saset hitam dan putih (sudah bergula), juga kopi Arabica grade unggulan seperti Gayo, Toraja, Preanger dan Bali. Juga terdapat produk Arabica yang tinggal diseduh dengan air panas tanpa drip dan filter. Karena generasi sekarang makin praktis, dikeluarkan juga produk siap minum (ready to drink) yang bisa diminum dalam kondisi dingin dengan menyimpannya didalam kulkas  Juga ada kopi dengan creamer, gula aren atau gula pasir, dan kopi yang disukai wanita. (Ladies drink).

Kopi klasik pasarnya adalah rumahan, justru bukan incaran warung atau kedai kopi. Keadaan ini justru tak mempengaruhi bisnis saat pandemi.

Rencana kedepannya, akan dikeluarkan produk kopi saset khusus untuk satu cangkir.

Distribusi / Place

Selain dijual di toko sendiri, Kopi Kacamata Bah Sipit juga memiliki reseller, yang harganya dibedakan untuk pengambilan banyak dan sedikit

Kopi Kacamata Bah Sipit juga memiliki tim penjual yang bergerak secara kanvas / keliling dari toko ke toko atau warung ke warung. Namun tidak terlalu banyak, karena beaya sangat besar, padahal profitnya tipis. Jadi harus pandai-pandai mengelolanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun