Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kejutan Buat Komunitas

1 Juli 2023   20:54 Diperbarui: 1 Juli 2023   21:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sore ini, Sabtu 1 Juli 2023, program Temu Kompasiana, media untuk komunikasi antara Kompasianer dan komunitas yang telah dioperasikan per April 2023 diluncurkan dengan resmi.

Penulis terkejut ketika melihat deretan karangan bunga di jalan Palmerah Selatan. Hebat benar peluncuran Temu Kompasiana mendapat kiriman ucapan selamat dari banyak pihak. Tetapi setelah dilihat lebih teliti, ternyata karangan bunga itu ditujukan ke induk Kompasiana, yakni harian Kompas.

Acara yang diadakan di O2 Corner Co-working space, ternyata hanya dipadati sekitar "2.000" peserta (kata mas Kevin). Sepinya peserta entah karena hujan, entah karena sebab lain. Karena menurut mas Kevin yang daftar 80 Kompasianer, artinya yang datang hanya 25% saja dari yang mendaftar.

Harusnya COO Kompasiana mas Nurulloh yang juga hadir mau turun ke bawah menemui tokoh-tokoh komunitas dan menanyakan dari hati ke hati, apakah ada ganjalan diantara komunitas yang sudah mendaftar, tetapi tidak hadir. Bagi mas Kevin dan mas Kamil, sedikitnya peserta yang menghadiri peluncuran Temu Kompasiana hendaknya juga menjadi instrospeksi.

Apakah karena minimnya dana komunitas? Apakah karena harus potluck, walaupun akhirnya Kompasiana menyediakan snack & kopi. Jadi, harus menjadi renungan bagi kita bersama, jangan sekedar puas dengan berkembangnya jumlah komunitas dari 50 menjadi 63.

Jadi, mungkin benar yang dikatakan admin Komik, Dewi Puspa atau yang akrab disapa Depus, bahwa menjadi admin komunitas itu tidak digaji, bahkan harus rajin mengirim proposal ke instansi guna mendapatkan dana guna mendukung kegiatan komunitas. Depus memberi contoh Komik mendapat dana dari Museum Penerangan dan lainnya. 

Beberapa komunitas lain juga telah melakukan hal yang sama, seperti Koteka, Semarkutigadotcom dan K-Jog, mereka berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Bogor, Purwakarta, Kudus dan Bantul. Jadi, mengelola komunitas harus aktif dan kreatif mencari dana, agar kegiatan komunitas dapat bergerak. Bukan hanya sekedar kompetisi blog saja. Kalau tidak salah, sekarang komunitas bebas mencari dana, tanpa melalui marketing Kompasiana (tolong dikorekai kalau salah).

Suasana (dok: Farah)
Suasana (dok: Farah)


Peluncuran Temu Kompasiana dilakukan secara sederhana dan santai, dengan presentasi dari mas Kevin dan mas Kamil. Lalu dilanjutkan dengan tanya jawab.

Kemudian ditampilkan komunitas paling aktif dan solid, yaitu Komik (komunitas pecinta film) yang berbagi pengalaman mengelola sebuah komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun