Ini bukan kegiatan komunitas manapun, tapi  kegiatan pribadi beberapa kawan dari Bogor, Depok dan Tangerang Selatan. Jadi jangan ada yang protes yach...
Semula dirancang oleh leader kami, untuk kumpul di stasiun Bogor jam 6.00 pagi agar bisa menikmati kue balok yang viral di media sosial. Karena setelah dihitung dengan cermat dengan kereta api terpagi saja peserta terjauh baru tiba di stasiun Bogor-jam 6.30 pagi, Itupun kalau kereta api tidak menunggu sinyal boleh masuk stasiun. Akhirnya dengan bijak, leader kami memutuskan untuk jam 4.00 subuh langsung ke penjual kue balok, memesan dan menunggu pesanan sambil minum kopi, baru jam 7.00 ke stasiun Bogor untuk bertemu dengan semua peserta.
Tiba di stasiun Bogor, penulis langsung disodori kue balok, oleh-oleh dari leader kami yang dibagikan ke seluruh peserta, karena kalau kami kesana jam 7.00 pasti sudah habis, menurut cerita leader kami, seorang perempuan cantik dari Jakarta yang datang jam 6.00 saja sudah tidak kebagian.
Tanpa menghilangkan rasa terima kasih kami atas jerih payah leader untuk memesan kue balok, menurut penilaian (review) kami kue balok ini rasanya biasa-biasa saja, hanya kue yang gurih karena didalam adonannya terdapat irisan kelapa. Kenapa orang jadi tergila-gila pada kue balok ini sehingga rela jauh-jauh dan berangkat dini hari, padahal kalau mau enak, nikmati saja kue dari Bogor Permai atau Jumpa Bogor (Jumbo). Mungkin gara-gara viral di sosial media, banyak orang jadi penasaran saja.
Setelah seluruh peserta berkumpul, jam 8.00 kami meninggalkan stasiun Bogor-dan mulai mengayunkan langkah kaki menuju kawasan Air Mancur. Inilah awal dari Fun Walk tanpa panitia tapi kita guyub karena pertemanan.
Kami menyusuri jalan kecil yang terdapat rumah arsitek asal Medan, Sumatera Utara yang merancang masjid Istiqlal dan beberapa ikon bangunan di Jakarta, yakni Ir. Frederich Silaban, jalan kecil itu kini bernama Arsitek Silaban, sebagai penghormatan atas jasa-jasa beliau.
Lalu kami tiba di jalan raya atau jalan Juanda, kami melewati bangunan tua yang masih digunakan sebagai hotel dan selalu ramai, dengan merek "Hotel Salak The Heritage". Di sebelahnya juga ada sebuah bangunan tua, yang dipenuhi karangan bunga papan ucapan selamat HJB 541, rupanya bangunan ini adalah balaikota Bogor. Penulis beberapa tahun sebelumnya pernah mengikuti acara Heritage Fun Run yang routenya melewati bangunan kuno di kota Bogor, salah satunya Balaikota Bogor ini. Karena sepi, mungkin walikota dan jajarannya sedang di jalan Sudirman untuk menyaksikan pawai budaya, kami manfaatkan untuk foto bersama.
Kami juga sempat berfoto di titik 0 Km kota Bogor (Buitenzorg) yang sekarang, konon dulunya berada didalam Kebun Raya Bogor.
Setelah berjalan beberapa langkah, salah satu peserta mengatakan belum sempat sarapan, maka mampirlah kami di sebuah rumah makan pecel Madiun. Memang kelompok kami ini visinya makan dan jalan, banyak makan tapi tetap langsung karena lemak terurai karena jalan kaki. Seluruh rombongan menikmati pecel Madiun, meski juga menjual rawon dan soto. Kecuali dua peserta yang mau menikmati 'quality time' berdua dengan mantan pacar ke lokasi berbeda.