Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lawan Pelaku Pelecehan Seksual di Kereta

10 April 2023   17:56 Diperbarui: 10 April 2023   18:02 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: bisnis com)


Meski pihak PT. KAI telah berkali-kali memberikan peringatan maupun menyebarkan maklumat agar korban pelecehan seksual berani melaporkan kepada polsuska di kereta api maupun mengirimkan pesan singkat ke KAI121 masih saja pelaku berkeliaran di berbagai gerbong kereta, khususnya di gerbong commuter line yang padat.

Memang pelaku pelecehan seksual termasuk penyakit jiwa, meski doancam hukuman berat masih saja mereka herani melakukan aksinya. Karena rasa malu yang dialami korban, sehingga perbuatannya sering dibiarkan saja alias tidak dilaporkan. Padahal perbuatan tidak etis mereka dapat dicegah atau digagalkan, asalkan korban berani melawan dengan bertindak tegas, dan bukannya nembiarkan ulah mereka dengan alasan malu atau takut.

Korban atau calon korban harus berani, karena penumpang lain pasti mendukung, bahkan pelaku bisa dihakimi massa. Tetapi bagaimana penumpang lain mengetahui apabila semuanya asyik dengan kesibukan masing-masing. Harus ada pemicu dari korban, niscaya penumpang lain akan bereaksi keras, karena perbuatan pelecehan seksual dinilai sangat terkutuk.

Dan yang menjadi korban pelecehan seksual, kebanyakan wanita dan pelaku kejahatan seksual ini adalah pria. Meski wanita sudah berbusana wajar dan tidak berbusana ketat atau tipis sehingga menggoda, namun perbuatan ini dilakukan oleh pria yang memiliki kelainan jiwa.

Panduan bagi para wanita yang sewaktu-waktu dapat menjadi korban pelecehan seksual adalah:

1. Jangan memaksakan diri naik kereta yang sudah penuh, kecuali di gerbong khusus wanita.

2. Berani  menegur dengan sopan dan tegas  kepada penumpang pria yang mulai menunjukkan aksi pelecehan seksual, seperti menggesek-gesekkan bagian tubuhnya ke tubuh si wanita, meraba bagian-bagian sensitif, memperlihatkan alat kelaminnya atau perbuatan lainnya yang tidak senonoh.

3. Bila kurang berani, mintalah tolong penumpang pria lain dalam gerbong yang sama, untuk menegur. Atau korban sengaja bersuara dengan intonasi keras agar menarik perhatian penumpang lain.

4. Bila masih merasa takut, hubungi dengan pesan singkat / WA ke KAI121 yang akan terhubung ke masinis dan akan segera mengirimkan polsuska ke gerbang yang bermasalah.

5. Jangan diam saja, tetapi langsung bergerak, ke gerbong lain, bila merasakan ada gejala pelecehan seksual. Berusaha mencari polsuska yang sedang bertugas di dalam kereta dan minta perlindungan.

Belakangan penulis juga mendapat informasi bahwa pelecehan seksual dapat pula dilakukan kepada penumpang pria. Pelakunya bukan wanita, tetapi sesama pria yang ditengarai tergolong transgender.

Semoga panduan ini dapat menginspirasi penumpang wanita maupun pria yang mengalami pelecehan seksual oleh penumpang pria lainnya. Jadi harus selalu waspada dan selalu memperhatikan sikap penumpang lainnya, khususnya pada saat situasi gerbong sedang penuh sesak, sehingga penumpang harus bersinggungan. Jangan terlalu asyik dengan gawai sehingga tanpa sadar kita sudah mengalami pelecehan seksual.

Kepada penumpang pria lain yang melihat gejala pelecehan seksual, sebaiknya juga berani menegur pelaku, jangan takut karena Anda akan didukung penumpang kereta lainnya. Anda tidak sendirian, karena penumpang lain juga sangat nembenci tindakan amoral ini.

Memang penjahat kelamin selalu ada dimana saja, mereka sebenarnya adalah type orang prngecut, korban maupun penumpang lain harusnya berani secara tegas menegur saat pelaku akan menjalankan aksinya.

Meski mereka berdalih atau beralasan tidak melakukan perbuatan itu, saat ditegur sebelum aksinya dilaksanakan sepenuhnya, yang peting korban berani menegur lebih dulu sebelum pelaku menjalankan aksi lebih lanjut. Sehingga aksi mereka dapat digagalkan, karena tanpa aksi melawan, mereka akan lebih berani terhadap korbannya.

Memang diperlukan kepedulian sosial yang lebih besar pada seluruh penumpang transportasi umum ditengah merebaknya ketidak pedulian masyarakat ditengah budaya urban yang makin kental. PT KAI sudah memberikan tindakan tegas dengan mencatat no KTP pelaku dan melarangnya menggunakan kereta api.

Ayo kita lawan bersama pelaku pelecehan seksual di transportasi umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun