Kunjungan berikutnya adalah Klenteng Sin Tek Bio, merupakan salah satu Klenteng tertua di Jakarta. Didirikan pada tahun 1698 saat Jakarta masih bernama Batavia oleh petani-petani Tionghoa yang tinggal disekitar kali Ciliwung.
Kini namanya disebut vihara Dharma Jaya, sesuai penamaaan Klenteng menjadi vihara pada era Presiden Soeharto
Karena laju pembangunan pada abad 18 Klenteng Sin Tek Bio yang semula terletak dekat Lapangan Banteng, pada tahun 1812 dipindahkan menghadap Jalan Samanhudi. Kini Klenteng ini juga tampak berada di dalam pemukiman, karena banyaknya gedung tinggi yang dibangun di sekitar jalan Samanhudi.
Di bagian atas Klenteng ini ada ruangan untuk meramal nasib dengan melalui ciamsi, yaitu mengocok bilah-bilah bambu yang harus jatuh salah satu. Nomor yang tertera pada bilah bambu dapat ditukar dengan arti ramalan yang menggunakan bahasa sastra tingkat tinggi.
3. Gereja GPIB PNIEL
Gereja ini dibangun oleh arsitek Hulswit yang juga merancang Gereja Katedral. Gereja yang kira-kira sudah berusia satu abad lebih ini masih berdiri kokoh dan masih digunakan untuk beribadah.
Perabot Gereja yang rata-rata didatangkan dari Belanda seperti altar, bangku dan Alkitab juga sudah berusia ratusan tahun.
Gereja ini dibangun di dekat Pasar Baru untuk melawan aura negatif yang terpancar dari pasar. Dikenal pula sebagai Gereja Ayam karena terdapat lambang mata angin berbentuk ayam. Yang melambangkan bahwa Rasul Petrus pernah menyangkal Yesus tiga kali sebelum Yesus wafat di kayu salib.
Demikian kunjungan ke tiga tempat Ibadah pada hari ini  Semoga bisa menambah luas wawasan kita dalam bertoleransi.