Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Click Jelajah Cikarang

26 Februari 2023   05:00 Diperbarui: 3 Maret 2023   19:34 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Cikarang (dok: Topik)

PPKM sudah dihapus oleh Presiden Joko Widodo, namun Kompasiana masih belum berani mengadakan terlalu banyak even luring, mungkin kebijakan Kelompok Kompas Gramedia, atau kebijakan sponsor yang belum terlalu berani berjumpa dengan para Kompasianer.

Karena komunitas yang paling berani mengadakan even luring, maka diambil jalan tengah, Kompasiana mendukung kegiatan per komunitas tiap bulan jadi ada 12 komunitas yang akan disponsori Kompasiana selama tahun 2023. Langsung terjadwal. Komunitas Warga Kota, komunitas Kompasianer berbasis domisili di Purwakarta bergiat pada Januari 2023.

Giliran Click, komunitas Kompasianer yang hobi naik kereta api (commuter line, MRT, LRT atau KA luar kota) terjadwal untuk bergiat pada bulan Februari 2023. Dari pendaftar yang berminat, akhirnya terpilih 12 Kompasianer, untuk Jelajah Cikarang.

Ada apa sih di Cikarang koq banyak yang daftar hingga harus dipilih bersama Kompasiana? Rupanya semua peserta sepakat bukan jelajah atau destinasi jalan-jalannya yang menarik, namun pergi bareng-barengnya yang asyik. 

Jujur saja, penulis yang pernah ditugaskan dan tinggal di Lippo Cikarang selama 2 tahun tidak mengetahui ada  destinasi wisata di Cikarang, karena dulu selalu mainnya ke Bekasi atau ke Jakarta. Sehingga penasaran dan langsung mendaftar, dan syukurlah terpilih sebagai salah satu peserta.

Dengan dikawal oleh admin Click (mbak Muthiah Al Hasany dan Syifa Anissa) serta mas Kamil mewakili Kompasiana akhirnya 10 Kompasianer berkumpul pada Sabtu 25 Februari 2023 jam 9.00 pagi di stasiun Manggarai. 

Tentunya masing-masing naik kereta api atau TJ menuju stasiun Manggarai yang berdomisili cukup jauh maupun naik sepeda motor atau cukup jalan kaki yang domisilinya dekat dengan stasiun Manggarai. Sedang 4 Kompasianer langsung menuju stasiun Cikarang.

Stasiun Cikarang (dokpri)
Stasiun Cikarang (dokpri)

Mengapa perlu berkumpul di stasiun Manggarai? Alasan mbak Muthiah supaya Kompasianer merasakan naik commuter line dari Manggarai hingga Cikarang. Yang melalui banyak stasiun, diantaranya Matraman, Jatinegara, Klender, Buaran, Klender Baru, Cakung, Kranji, Bekasi, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Metland  dan berakhir di Cikarang.

Meeting point (dok: Denik)
Meeting point (dok: Denik)

Dari mulai berdiri karena jumlah penumpang commuter line pada akhir pekan cukup banyak, hingga pelan-pelan mendapat tempat duduk, akhirnya kami tiba di stasiun Cikarang. Makin seru karena bertambahnya jumlah peserta dari 10 menjadi 14.

Stasiun Cikarang (dok: Topik)
Stasiun Cikarang (dok: Topik)

Namun terjadi kendala, karena kendaraan yang sudah dicarter oleh Click ternyata tidak datang menjemput bahkan ditelepon juga tidak menjawab. Akhirnya mbak Muthiah memutuskan mengganti odong-odong dengan angkot. Cukup untuk memuat 14 peserta meski agak panas.

Karena menunggu keputusan merubah moda transportasi di Cikarang, maka sebagian peserta yang kelaparan, mencari kudapan di Pasar Lama Cikarang, didekat stasiun Cikarang, ada yang beli cilok, siomay maupun onde-onde mini dan  keripik.

Meski terlambat sekitar 1 jam, akhirnya rombongan menuju destinasi pertama yaitu Saung Ranggon. Destinasi pertama ini adalah sebuah rumah tua yang  didirikan sekitar abad 16, dulu tempat menyimpan rempah-rempah, kini untuk menyimpan benda pusaka. Sebuah rumah terbuat dari kayu ulin yang masih kokoh hingga sekarang. 

Bentuknya seperti rumah panggung sehingga untuk naik ke ruangan harus naik tangga dulu. Untuk memasuki rumah panggung ini harus ditemani juru kunci (kuncen).yang menemani para tamu dan harus memberitahukan tujuannya. 

Biasanya tamu yang datang menginap di rumah itu dan berdoa yang didampingi juru kunci untuk permintaan naik pangkat, lulus ujian, mendapatkan anak yang diinginkan misal ingin anak perempuan karena selama ini hanya punya anak laki-laki maupun mendapatkan jodoh. 

Konon kabarnya Goeroeh Soekarnoputra sebelum manikah pernah berkunjung kesini. Tulisan tentang Saung Ranggon selengkapnya akan dituliskan tersendiri.

Foto bersama (dok: Kamil)
Foto bersama (dok: Kamil)


Setelah berfoto bersama, jadwal makan siang di sebuah saung yang terletak didepan Saung Ranggon, tetapi setelah diperiksa harganya agak kurang sepadan dengan daftar makanan yang ditawarkan, maka rombongan memutuskan mencari rumah makan Padang terdekat. Jadi, akhirnya kami makan siang di salah satu rumah makan Padang di Cikarang.

Setelah makan, rombongan menuju destinasi kedua yakni Taman Buaya Indonesia. Rupanya Taman Buaya ini adalah milik swasta yang semula berlokasi di Pluit. Ketika masih dikelola oleh ayah dari pengelola sekarang, Taman Buaya lebih terawat dan mempunyai tenaga untuk mengolah kulit buaya untuk menjadi cindera mata. 

Namun setelah dikelola anaknya, jumlah buaya yang semula 500 ekor, susut hampir 40%. Kurang terawat dan tidak ada atraksi buaya tiap hari. Apalagi saat pandemi hingga sekarang, buaya hanya diberi makan seminggu dua kali. 

Saat kami berkunjung, ada dua buaya yang berkelahi di darat, saat berkelahi buaya hanya mengadu moncongnya hingga berdarah. Menurut pawang yang merawatnya, kedua buaya itu sedang berebut wilayah. Mengenai Taman Buaya akan dibahas lebih detail pada artikel tersendiri.

Saat menunggu peserta selesai mengabadikan Taman Buaya, sempat dikimpulkan buku bekas sebagai salah satu persyaratan mengikuti acara Click ini untuk dikimpulkan dan disumbsngkan kepada yang membutuhkan.

Foto bersama (dok: Kamil)
Foto bersama (dok: Kamil)

Setelah berfoto  bersama, rombongan kembali ke stasiun Cikarang karena waktu sudah molor 1 jam dari jadwal yang direncanakan, karena perjalanan cukup macet.

Di dalam angkot sempat diumumkan pemenang merchandise Kompasiana, yakni Yayat, Sukma dan Denik. Ketiganya diganjar t-shirt ex Kompasianival.

Kamipun pulang ke rumah masing-masing dengan commuter line dengan hati riang. Tiada lelah di wajah kami meski seharian menjelajah Cikarang yang dipadati dengan kemacetan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun