Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kiprah Perdana Ketapels dengan Nahkoda Baru

31 Oktober 2022   05:00 Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:11 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunker (dokpri)
Bunker (dokpri)

Atau bisa juga mengexplore benteng Spellwijk sendiri. Didepan pintu masuk benteng Spellwijk terdapat sisa reruntuhan Gereja, lalu juga terdapat penjara bawah tanah. Yang cukup gelap dan menyeramkan karena adanya suara-suara menyeramkan yang dilakukan oleh pengunjung lain dari bagian atas benteng. Setelah melihat penjara bawah tanah, kita dapat keatas melalui tangga batu setinggi kira-kira 2 meter untuk keatas benteng.

Benteng Spellwijk (dok: Rifki)
Benteng Spellwijk (dok: Rifki)


Dari benteng Spellwijk kami dengan bentor lagi menuju Masjid Agung Banten, yang melewati masjid Pacinan Tinggi.

Karena belum tiba waktu salat, kita menuju museum Banten dengan berjalan kaki. Sayangnya museum tutup pada hari Sabtu, sehingga kita hanya menyaksikan benda purbakala yang terdapat di luar museum. Yang cukup terkenal adalah meriam Ki Amuk yang konon masih saudara dengan meriam yang ada di Lapangan Fatahilah, Kota Lama Jakarta.

Keraton Surosowan (dokpri)
Keraton Surosowan (dokpri)

Lalu kita menyeberang ke Keraton Surosowan. Keraton yang dulu sangat indah (dibangun oleh Sultan Maulana Hasanudin sekitar 1526-1570), kini hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi saja, karena telah runtuh akibat di bom Belanda pada tahun 1808 atas perintah Daendels akibat Sultan Banten menolak permintaannya untuk menyediakan 1.000 pekerja.

Terdapat bekas tempat untuk penyebaran agama dengan lantai ketamik, juga ada tiga pemandian, roro Denok, Pancuran Mas dan Sumur Kejayaan. Konon kabarnya air berasal dari Tasikardi.

Keraton Surosowan kondisinya memprihatinkan seperti situs Kaibon yang tidak sempat kita kunjungi. Kita sempat rehat di sebuah warung sambil menunggu waktu salat.

Karena sudah tiba saat salat, kita bergegas ke Masjid Agung Banten. Masjid yang terkenal dengan menara setinggi 24 meter seperti mercusuar yang dirancang oleh arsiek Tionghoa Tjek Ban Tjut.

Masjid yang sangat populer untuk wisata religi ini dibangun oleh Sultan Maulana Hasanudin pada abad 15. Masjid cukup unik karena menggabungkan arsitektur Arab, Tiongkok, dan Eropa. Kini sudah ditambah payung peneduh seperti di masjid Nabawi Madinah.

Payung Nabawi (dokpri)
Payung Nabawi (dokpri)

Semula rencananya akan menghabiskan waktu di Masjid Agung Banten, misal kalau ada yang sekaligus berziarah ke makam di dekat masjid. Karena tidak ada yang berniat ziarah, maka diputuskan mengunjungi destinasi optional, yakni Tasikardi dan Pengindelan Abang.

Dengan bentor kita menuju Pengindelan Abang, sebuah tempat untuk melakukan filterisasi air dari Tasikardi yang nantinya dialirkan ke Keraton Surosowan dan vihara. Kemudian dilanjutkan ke Tasikardi sebuah danau buatan dengan pulau ditengahnya. Di pulau ini terletak bangunan peristirahatan untuk tamu-tamu Sultan Banten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun