Keluar dari Gedung Juang, peserta mendapatkan goodie bag dari Dispar DKI Jakarta. Lalu karena panas sangat terik, jalan kaki diubah naik taksi daring berlima.
Destinasi kedua adalah Museum Proklamasi di jalan Imam Bonjol. Museum dengan tiket murah ini, membagikan leaflet yang berisikan penjelasan mengenai sejarah gedung museum ini. Rumah ini berlantai dua, juga ada bunker di belakang rumah.Â
Pernah digunakan sebagai rumah dinas konsulat Inggris, lalu menjadi kediaman Laksamana Maeda, menjadi rumah Duta Besar Inggris dan akhirnya menjadi perpustakasn nasional. Atas usul Menteri Pendidikan saat itu (Dr.. Nugroho Notosusanto) diubah menjadi museum.
Gedung ini memiliki nilai sejarah, karena pada menjelang Kemerdekaan Indonesia, Laksamana Maeda mengizinkan digunakan untuk tim  penyusin naskah Kemerdekaan Indonesia. Kini dikenal sebagai Musnasprok (Museum Naskah Proklamasi).
Akhir Napak Tilas
Setelah puas menikmati Museum Proklamasi, peserta bergeser menuju Monumen Proklamasi di Pegangsaan.Â
Monumen ini didirikan sebagai peringatan tempat berlangsungnya Proklamasi di rumah Soekaro. Teks Proklamasi dibacakan oleh Soekarno Hatta tepat jam 10.00 pagi tanggal 17 Agustus 1945.
Saya pertama kali berkunjung ke dalam Taman ini, dulu ketika saya tinggal di Matraman tahun 1980-an, saat olahraga pagi masih menemui Monumen Proklamasi ini masih ditepi jalan tanpa adanya Taman Yan asri.