Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Mencintai Wastra Nusantara Sepenuh Hati

23 April 2022   19:39 Diperbarui: 23 April 2022   20:23 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat masih menjadi Dubes selalu berusaha memiliki dan memperkenalkan Wastra yang ada di tiap provinsi di In todonesia  untuk diperkenalkan pada tamu-tamunya, misal ulos, tenun NTT.

Kelebihan Dubes wanita dapat memamerkan Wastra Nusantara berbeda, kalau Dubes pria hanya mengenakan jas.

Wening sangat menyayangkan para disainer Indonesia yang selalu mempromosikan Wastra Nusantara dengan menggunakan artis, sehingga harga produknya menjadi mahal  Menurut Wening lebih tepat dipromosikan oleh Dubes / Menteri yang dikirimi batik sehingga menjadi sarana promosi yang murah. Misal mengirimkan batik ke Nelson Mandela, pasti batik mendunia, juga cobalah mengirimkan kepada Queen Elisabeth.

Salah satu desainer Indonesia yang pernah mempopulerkan kebaya yang dimodifikasi secara modern, mendandani Wening saat pelantikan dengan kebaya Poppy Karim.

Jadi desainer Indonesia harus pandai-pandai memanfaatkan Dubes atau diplomat untuk menjadi influencer Wastra Nusantara di kancah internasional.

Wastra Nusantara beda dengan busana nasional Hongaria atau negara-negara Eropa lainnya. Karena batik memiliki makna dalam kehidupan manusia, dari mulai lahir, digendong, saat siraman harus ganti busana 7x, hingga meninggal dunia ditutup menggunakan kain batik.

Wastra Nusantara harus mampu menyesuaikan dengan warna yang sesuai dengan selera orang asing. Meski negara lain juga memiliki batik, jangan takut, karena batik Indonesia memiliki motif dan corak khas. Dari batik Cirebon, Pekalongan, Solo dan Lasem saja sudah beragam.

Yang penting jangan mempromosikan produk yang terlalu mahal, meski produk mahal biasanya kualitasnya lebih baik. Pada Indonesia Week biasanya banyak dijual Wastra Nusantara dengan harga terjangkau.

Contohlah Berlina yang mempopulerkan lurik, tidak untuk busana saja tapi hingga topi dan tas, dengan model yang disukai orang Eropa sehingga tampak pantas mengenakan Wastra Nusantara.

Saat kembali ke Indonesia, koleksinya berkurang banyak, karena ditinggal atau dibagikan kepada orang yang suka nengenakan Wastra Nusantara, misal para niyaga gamelan. Jadi koleksinya, sekarang tidak begitu banyak.

Bila Wening dan banyak ibu-ibu di Eropa gemar mempopulerkan Wastra Nusantara, bagaimana dengan kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun