Komunitas Katolik Indonesia sudah lama berada di Zimbabwe sebagai romo dan suster.
Zimbabwe terkenal memiliki inflasi sangat tinggi meski sekarang sudah berusaha menekannya, perekonomian terus diperbaiki dan sudah keluar dari sangsi World Bank. Ada dua faktor penyebabnya, yaitu faktor internal kebocoran dan faktor eksternal sangsi dari bank dunia. Demikian juga Zambia.
Namun rakyat tidak terlalu merasakan karena rakyat tidak punya uang. Kemiskinan Masih tinggi. UMKM perlu dikembangkan, di Afrika budaya beda, yang bercocok tanam dan mencangkul wanita, sedangkan lelaki yang berjualan di pasar.
Makanan utama dari jagung yang digiling, dibantu pengirimannya dengan sepeda motor. Sehingga memberi penghasilan pada rakyat
Tentang covid
Omicron dari Afrika Selatan yang jumlah penduduknya lebih banyak, kasus Covid di Zimbabwe dan Zambia kecil, sudah vaksinasi dan tetap menjalankan prokes. Penyebaran tidak terlalu hebat karena lahan banyak terbuka. Vaksinasi berbayar, tidak gratis seperti Indonesia.
Turis masih banyak kecuali dari Asia. Yang terkenal Victoria Falls. Dari sektor bisnis sudah normal, dulu pernah di stop 6 bulan dan sekarang tempat rapat bisnis tidak pernah menjadi kluster.
Berwisata ke Zambia
Keamanan di kota besar seperti Harare dan Lusaka tidak perlu hotel berbintang, cukup hotel budget / lodge.Tidak semua keamanan seperti di Afrika Tengah, di Zimbabwe dan Zambia tidak ada peperangan meski ada selisih antar partai. Kriminal kecil  seperti copet tetap ada, polisi menjalankan sistem dengan baik, sehingga relatif aman untuk wisatawan.
Di Zimbabwe dan Zambia transportasi umum ada, tetapi kurang sehingga masih ada warga yang naik sepeda. Bahkan bila pulang kerja tidak mendapatkan transportasi, mereka berjalan kaki pulang ke rumah. Untuk traveling kendaraan ada.
Mudah mencari kuliner waralaba seperti KFC atau juga banyak penjual ayam goreng lokal, biasanya terdapat di rest area highway atau di kota. Juga bisa membeli makanan lokal di kota. Banyak terdapat makanan Cina (chinese food) dan nandos.