Bicara mengenai penghasilan, Â paling tinggi ada di media elektronik, bahkan jurnalis wanita bisa mendapat penghasilan lebih tinggi. Namun pada media cetak pada umumnya penghasilan jurnalis pria lebih tinggi daripada jurnalis wanita. Namun semua tergantung pasa verifikasinya.
Di Jerman juga ada kode etik jurnalistik, juga ada koran kuning yang berisi berita sensasional. Biasanya sesuai segmen pasar tidak semua media berfokus ke berita sensasional. Seorang politisi biasa mempengaruhi jurnalis untuk mendapat berita baik. Namun DW sesuai UU tidak boleh diintervensi dalam membuat konten, yang menekan yang dianggap melanggar UU.
Politisi yang butuh media untuk diberitakan, karena media masih banyak berita lain. Kepercayaan publik sangat dijaga di Jerman, kualitas konten menjadi kredibiltas media.Â
Di Jerman tidak ada budaya amplop untuk jurnalis, yang lebih dipentingkan disediakan fasilitas yang lebih baik seperti sound system, foto, data, dll.
Kasus wawancara fiktif, atau wawancara settingan pernah terjadi, dan jurnalis langsung dipecat dan kasus harus dibuka ke publik.
Media harus mempertimbangkan yang terpenting untuk publik. Jurnalis harus memberitakan berdasar fakta, dan fakta seperti hasil rekaman harus disimpan bila harus dijadikan bukti.
Di Jerman, boleh menulis dengan nama samaran , asal nama sebenarnya diketahui Redaktur. Hendra pernah menghadapi masa kritis saat meliput daerah bencana dan saat selesai referendum Timor Timur.
Jadilah seorang jurnalis dengan integritas tinggi. Semoga pengalaman Hendra menginspirasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI