Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Aku Ingin Peristiwa Pertempuran 5 Hari di Semarang Dapat Difilmkan

22 Agustus 2021   09:04 Diperbarui: 22 Agustus 2021   09:16 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang kelahiran Semarang, aku sering iseng mencari  dari daftar film perjuangan yang telah di angkat ke layar perak. Peristiwa pertempuran Surabaya akibat hilangnya Jenderal Mallaby, pertempuran 5 jam di Yogya sudah pernah di buat filmnya. Tetapi mengapa peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang belum pernah ada produser yang berminat mengangkatnya menjadi sebuah film?

Kalau ditilik jalan peristiwanya, peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang cukup sarat konflik yang dapat menjadi daya tarik sebuah film. Peristiwa pertempuran 5 hari ini terjadi pada saat Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaanya, namun sisa-sisa tentara Jepang masih berkuasa, tepatnya pada tanggal 14 hingga 19 Oktober 1945.

Sebagai latar belakang peristiwa bisa diawali pada saat masuknya tentara Jepang ke Indonesia pada 1 Maret 1942. Tentara bermata sipit ini berhasil memaksa pemerintah kolonial Belanda menyerah pada tanggal 8 Maret 1942, dan sejak itu Jepang menguasai Indonesia.

Namun Jepang kalah pada perang Funia II setelah Amerika Serikat menjztuhkan bom atom di dua kota, Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Kaisar Jepang tidak tahan melihat korban akibat bom atom, meski pada mulanya para Jenderal Jepang ingin melanjutkan perang, namun kaisar Jepang memutuskan menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu yang dipimpin Amerika Serikat. 

Berita menyerahnya Jepang cepat terdengar di kalangan pemuda Indonesia yang saat itu sedang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Nah, saat Indonesia dalam status tanpa penguasa, maka pemuda Indonesia memaksa Soekarno untuk memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang berawal pada  tanggal 14 Oktober 1945, saat itu  dilakukan pemindahan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu. Para tawanan ini berhasil melarikan diri dan memilih bergabung dengan pasukan berani mati Jepang, Kidobutai pimpinan Jenderal Nakamura yang berada di Jatingaleh.

Bersamaan waktunya dengan kaburnya para tawanan Jepang ini, gerakan pemuda-pemuda Indonesia yang berpusat di rumah sakit Purusara (kini RS Dr. Kariadi) mendapat perintah untuk melakukan aksi sweeping pada setiap mobil Jepang yang melalui RS Purusara. 

Para pemuda Indonesia merampas senjata dari mobil milik Kempetai. Gerakan berlanjut mencari tentara Jepang dan menjebloskan ke penjara Bulu.

Sore harinya, tentara Jepang bersenjata lengkap menyerang  pusat air minum warga kota Semarang (Reservoir Siranda) di Candi lama. Dan segera tersebar berita bila tentara Jepang telah meracuni reservoir Siranda. Warga kota Semarang gelisah.

Karena reservoir Siranda ini adalah satu-satunya sumber air bagi warga kota Semarang, maka dr. Kariadi yang saat itu menjabat kepala laboratorium RS Purusara berniat memeriksa Reservoir Siranda guna membuktikan kebenaran berita yang beredar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun