Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Senior Juga Manusia, Jangan Dimusuhi

3 Agustus 2021   13:20 Diperbarui: 7 Agustus 2021   17:00 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi senior yang sedang menjelaskan sesuatu saat meeting. (sumber: pixabay.)

Saat Anda baru keluar dari kawah candradimuka pendidikan, baik dari perguruan tinggi maupun SMA / SMK, jangan takut bila menghadapi senior. 

Di tempat kerja manapun pasti ada senior atau rekan kerja yang telah bekerja lebih dulu atau lebih lama. Senior tentu wajib Anda hormati karena dia yang akan membimbing Anda. 

Sebagai karyawan baru tentu Anda perlu bimbingannya guna mengetahui dan memahami budaya kerja di perusahaan yang baru Anda masuki. Yang menjadi masalah bila sikap senior tidak simpatik bahkan seperti dosen "killer" di kampus Anda dulu. Bagaimana Anda harus menyikapinya?

Menghadapi senior yang kurang simpatik adalah adalah seni tersendiri dalam politik kantor (office polituc). Karena tidak semua senior memiliki sikap buruk. 

Senior yang memiliki sikap buruk, biasanya senior yang mempunyai kekurangan atau kelemahan yang takut diketahui, atau pernah melakukan kecurangsn dan takut terbongkar.

Akibatnya, mereka takut trrgeser. Sebaliknya, bila Anda menjumpai senior yang baik, Anda akan dapat menyerap dengan cepat budaya positif di prrusahaan. 

Senior yang bijak, tidak pernah takut digeser dan dia sangat legowo bila harus tergeser mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi, sudah saatnya pensiun atau purna tugas.

Senior (sumber: mommiesdaily.com)
Senior (sumber: mommiesdaily.com)

Memang secara umum, senioritas selalu dikaitkan dengan ketidak nyamanan.Seseorang disebut senior bila sudah lama bekerja pada sebuah perusahaan. 

Yang tentu telah memiliki pengalaman kerja yang memadai. Senioritas lazimnya terkait dengan jabatan atau pangkat. 

Meskipun Anda saat direkrut, langsung mendapat status Asisten Direktur maupun manager sebagai dampak dari pengalaman Anda di perusahaan lama, namun di perusahaan baru Anda pasti akan bertemu dengan senior di prrusahaan itu, meski secaracstatus mungkin sama atau setara.

Orang sering merasakan ketidaknyamanan bila terkait:

1. Keamanan kerja

Di dalam sebuah perusahaan, bila menghadapi suasana sulit, pemilik perusahaan pasti akan memilih karyawan yang mana yang harus dipettahankan. 

Bila trend bisnis meningkat tentu senioritas akan lebih diutamakan, namun bila trend bisnis menurun justru senioritaz yang akan dipangkas, karena dapat mengurangi biaya, sedangkan seiring perjalanan waktu, karyawan yunior harus sanggup meningkatkan kemampuannya.

2. Masalah pendapatan

Di dalam perusahaan pada trend bisnis yang meningkat pasti akan lebih mengutamakan senioritas. Misal pada kesempatan memegang proyek penting, terpilih mewakili perusahaan pada konferesnsi / seminar, besarnya penerimaan bonus, besarnya kenaikan gaji, memperoleh fasilitas perusahaan (kendaraan, asuransi, pinjaman perumahan).

Hal ini sangat wajar sebagai imbal jasa atas pengabdiannya yang lebih lama. Jadi dipilihnya senioritas bukan akibat pilih kasih.

3. Kesempatan

Seringkali karyawan baru merasa dianak tirikan. Misal pada kasus kenaikan jabatan maupun dikutkan pada pelatihan tingkat lanjut. Pemimpin perusahaan lazimnya memilih berdasar seniotitas agar tidak menyakiti karyawan yang sudah dianggap memiliki loyalitas. Namun bila ada karyawan muda yang dinilai kompeten, mestinya patut untuk mendapatkan kesempatan.

Terkait pelatihan, perusaahaan lazim menunjuk senioritas untuk mengikuti pelatihan di luar perusahaan dengan harapan bisa menurunkan hasil pelatihan kepada karyawan yang lebih muda.

Bagi karyawan yunior yang merasa berhadapan dengan masalah senioritas, ini tipsnya ;

1. Jangan menunjukkan sikap bersaing

Meski Anda boleh menunjukkan kelebihan Anda dihadapan pimpinan, namun jangan secara menyolok seolah'olah bersaing dengan senior Anda,apalagi hingga mempermalukan senior Anda. Jadi, bersainglah secara sehat.

2. Bekerja secara wajar

Meski dalam taraf beradaptasi, bekerjalah secara wajar, dan bila ada kesempatan boleh menunjukkan nilai lebih Anda. 

Yang penting jangan bersikap sok pintar atau menggurui semua karyawan, termasuk senior Anda. Karena sikap ini justru membuat antipati dari karyawan lain. Bila mau membantu, membantulah secara tulus dan tanpa pamrih.

3. Fokus dan percaya diri

Tidak perlu terlalu terbebani dengan senioritas. Bekerjalah dengan fokus dan percaya diri. Bekerja secara maksimsl tanpa sedikit-sedikit mengeluh. Bila hasil pekerjaan Anda bagus, pasti semua orang akan mengakuinya dan mendapat penilaian khusus dari pimpinan.

4. Kerja sama dengan senioe

Jangan mengambil sikap bermusuhan dengan senior. Justru cobalah membina hubungan baik dan kerja sama dengan senior. Biasakan untuk berdialog secara baik-baik dengan senior Anda.

Bila terjadi perselisihan, pelajari sikap senior dan ambil sisi positifnya. Hadapi setiap perselisihan secara dewasa dan tanpa melibatkan emosi.

Tidak ada yang negatif dalam istilah senioritas, karena Anda lambat laun juga akan menjadi senior. Lakukan yang terbaik menurut Anda, jangan lakukan yang kurang Anda senangi,bila suatu hari nanti, Anda tiba saatnya menjadi senior.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun