Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lebih Dekat tentang Zimbabwe dengan Dewa Made Juniarta

6 Februari 2021   21:49 Diperbarui: 6 Februari 2021   22:07 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini anggota Koteka diajak untuk mengenal Afrika Selatan, Zimbabwe dan Zambia melalui webinar KotekaTalk. Tidak tanggung-tanggung yang diundang sebagai nara sumber adalah Duta Besar RI untuk Zimbabwe dan Zambia, Dewa Made Juniarta Sastrawan.

Dewa Made yang menamatkan S1 di Bali dan S2 di Adelaide, Australia ini mulai menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Zimbabwe dan Zambia sejak Februari 2019. Memiliki karier di dua Kementerian, Luar Negeri dan Perhubungan. Mulai meniti karier di Kementerian Luar Negeri sejak 1986. Sempat berkarir di WIKA, PT Timah dan PT KAI. Pernah menjadi Dubes RI di Swedia dan Latvia (2012-2016)  dan sebagai International Relation di Kemenhub pada tahun 2016-2018.

Saat diangkat menjadi Dubes RI di Afrika cukup gamang karena pengalamannya yang minim tentang Afrika. Dewa lebih berpengalaman di Eropa, yang diketahuinya tentang Afrika adalah daerah kering, miskin dengan inflasi tinggi. Namun setelah tiba di Harare bayangan buruk mulai sirna. Zimbabwe ternyata memiliki akses internet normal, sudah ada internet banking dan uang elektronik. Kota Harare sebagai ibukota Zimbabwe juga tertata sangat bagus sebagai negara bekas jajahan Inggris. Semula Zimbabwe, Zambia dan Malawi disebut Rhodesia.

Sedangkan Zambia dengan ibukota Lusaka memiliki demokrasi lebih stabil karena merdeka lebih dulu dibanding Zimbabwe. Dengan tantangan masalah ekonomi, namun Zambia pernah memiliki perkembangan yang bagus, pernah mengalami pertumbuhan ekonomi 6%.

Setelah merdeka, Zimbabwe melakukan nasionalisasi pada perusahaan asing yang ada paska penyerahan kedaulatan, tetapi tidak dikelola dengan baik. Akibatnya pada 1980 perekonomian sangat buruk, Mugabe turun setelah ada pemilu dan digantikan oleh Emerson.

Selama 20 tahun tidak membangun infrastruktur termasuk rumah sakit, sehingga harapan semua orang jangan sampai sakit di Zimbabwe karena tidak punya rumah sakit. Pada masa pandemi 2020 menjadi salah satu tantangan, gelombang kedua pandemi lebih mencekam. Lockdown awal dilakukan pada April 2020.  Data nenunjukkan korban meninggal naik pesat sejak November 2020.

Dengan jumlah penduduk Zimbabwe 15 juta, Pemerintah memiliki tiga program yakni perlindungan covid, economic recovery dan penciptaan lapangan kerja. Sejak April 2020 hampir semua kantor work from home, berkomunikasi via WhatsApp dan Zoom.

Pemerintah Zimbabwe yakin dapat mengatasi Covid dengan bantuan vaksin dari Tiongkok.

Orang Indonesia lebih banyak di Zambia karena terdapat  perusahaan penyalur tenaga kerja untuk membangun smelter. Tapi ada juga orang indonesia menjadi chef di Lusaka.

Kerjasama Indonesia-Zimbabwe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun