Jodoh memang sulit dan tidak dapat direncanakan. Orang tua atau teman dengan mudah selalu bertanya kepada para jomblowan dan jomblowati, kapan mau berumah tangga?
Bahkan bila seorang jomblowan atau jomblowati belum bereaksi juga tak segan mereka setengah "memaksa" untuk mengikuti rubrik kontak jodoh di koran dan majalah, ikut komunitas atau klub mencari jodoh atau yang baru-baru ini marak yaitu kencan daring.
Memang penulis pernah mencermati seorang teman yang "nekad" mengikuti rubrik kontak jodoh di sebuah koran nasional, dan ia dengan bangga nenunjukkan ratusan surat yang diterimanya. Akhirnya penulis juga ikutan diminta bantuan untuk menyeleksinya. Yang makin menegangkan saat pilihan sudah mengerucut dan akhirnya penulis diajak menemani melakukan kunjungan perdana. Syukurlah akhirnya teman tersebut berhasil menemukan tambatan hatinya dan berkeluarga hingga sekarang.
Tak kalah serunya saat mencermati seorang teman yang berkenalan dengan orang asing melalui laman Facebook. Hubungan dari perkenalan daring ini akhirnya berujung psda temu darat hingga akhirnya si bule melamar teman saya, dan syukurlah keduanya hidup rukun di negeri Belanda.
Mengenai kencan daring, penulis memang belum pernah tertarik untuk mengikutinya. Namun berbekal pengalaman berkenalan dengan lawan jenis melalui laman Friendster hingga Facebook, semestinya dapat diterapkan juga bagi mereka yang ingin melakukan kencan daring.
Ada lima hal yang perlu dicermati:
1. Kejujuran
Karena perkenalan langsung saja memerlukan kejujuran kedua belah pihak, apalagi ini kencan daring yang orangnya belum jelas jati dirinya. Untuk mendapat centang hijau di Kompasiana saja, Kompasianer wajib menyerahkan data diri untuk diverifikasi. Saat Anda berkenalan dengan seseorang melalui aplikasi kencan daring sebaiknya melakukan verifikasi terlebih dulu, jangan terpesona dengan ketampanan atau kecantikan orang yang akan dikencani saja.
Melalui verifikasi Anda dapat menghindari orang iseng yang sering memakai foto palsu atau identitas palsu. Bahkan hati- hati ada yang mengaku wanita padahal sesungguhnya pria.
2. Pelajari sifatnya