Sang Rektor menjawab, "Karena yang Anda cari adalah kesempurnaan, Anda hanya dapat menerima sisi sempurna yang hanya setengah saja, tidak dapat menerima ketidak sempurnaan yang merupakan sisi setengahnya lagi.
Oleh karena  itu, yang Anda miliki adalah dunia yang tidak utuh, tidak akan pernah menjadi bulat secara utuh."
Sang mahasiswa seketika itu juga merasa terpukul, tidak tahu harus mendebat lagi.
Ia lalu bertanya,"Lantas, saya harus bagaimana, pak Rektor? Sang Rektor dengan welas asih menjawab, "Belajarlah toleran terhadap dunia yang tidak sempurna, maka Anda akan memiliki sebuah dunia yang utuh."
Sang mahasiswa akhirnya menyadari kesalahannya sendiri. Memang, orang sering kurang menyadari kekurangan dirinya sendiri dan hanya dapat melihat kekurangan orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI